Mohon tunggu...
ABDEL FAHAAD PRIMA HASAKTI
ABDEL FAHAAD PRIMA HASAKTI Mohon Tunggu... Jurnalis - Mahasiswa Ilmu Komunikasi Universitas Bhayangkara Jakarta Raya

saya adalah mahasiswa Ilmu Komunikasi Ubhara Jaya semester 5 yang berprestasi baik Akademik maupun non-akademik dan siap untuk merasakan situasi real-world

Selanjutnya

Tutup

Politik

Analisis Kampanye Calon Walikota Bekasi Nomor Urut 3 (Tri Ardhianto - Harris Bobihoe) Melalui Media Sosial Instagram

8 Januari 2025   20:04 Diperbarui: 8 Januari 2025   22:33 48
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Paslon RIDHO nomor urut 3 pilkada bekasi - sumber bekasikeren.com

Analisis Kesuksesan Kampanye Calon Walikota Bekasi Nomor Urut 3

(Tri Ardhianto - Harris Bobihoe) Melalui Media Sosial Instagram

oleh : Abdel Fahaad Prima Hasakti (202210415232)                                                            

Universitas Bhayangkara Jakarta Raya

Dosen Pengampu: Saeful Mujab

ABSTRAK

Pemanfaatan media sosial dalam kampanye politik telah menjadi tren yang sangat efektif di era digital. Artikel ini menganalisis strategi kampanye pasangan calon walikota Bekasi nomor urut 3, Tri Ardhianto dan Harris Bobihoe, yang menggunakan platform Instagram untuk mendekatkan diri dengan masyarakat, membangun citra positif, dan memperkenalkan program-program unggulan mereka. Studi ini menggunakan metode studi pustaka dan observasi terhadap akun-akun Instagram pribadi dan tim kampanye pasangan calon. Hasil analisis menunjukkan bahwa akun pribadi calon walikota, seperti @mastriardhianto dan @triardhiantocenter, berhasil membangun kedekatan dengan masyarakat melalui konten keseharian, tanggapan terhadap isu-isu lokal, dan penyampaian visi-misi yang personal. Akun tim kampanye, seperti @programtriardhianto dan @bekasi.kotakeren, berfokus pada penyampaian program kerja dan prestasi yang telah dicapai untuk memperkuat citra sebagai pemimpin yang kompeten. Namun, perlu ditingkatkan interaksi pada akun calon wakil walikota dan konten interaktif pada akun tim kampanye untuk memaksimalkan keterlibatan pemilih. Studi ini menunjukkan bahwa penggunaan Instagram yang strategis mampu meningkatkan popularitas pasangan calon serta memengaruhi persepsi masyarakat terhadap kualitas kepemimpinan mereka. Kesimpulannya, media sosial menjadi alat kampanye yang efektif untuk membangun citra politik dan mempererat hubungan dengan pemilih di tingkat daerah.

Kata Kunci: kampanye politik, media sosial, Instagram, branding politik, Pilkada Kota Bekasi

 

Pendahuluan

Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) adalah proses penting dalam sistem demokrasi lokal di Indonesia, di mana masyarakat memiliki kesempatan untuk memilih pemimpin yang mereka anggap mampu membawa perubahan positif bagi daerah mereka. Sebagai kota yang berkembang pesat, Kota Bekasi mengalami tantangan dan peluang yang membutuhkan pemimpin dengan visi yang jelas dan kemampuan untuk merangkul masyarakat. Dalam konteks ini, pasangan calon walikota dan wakil walikota Bekasi nomor urut 3, Tri Ardhianto dan Harris Bobihoe, memanfaatkan kampanye digital sebagai bagian integral dari strategi mereka untuk menjangkau dan berinteraksi dengan masyarakat luas.

Di era digital saat ini, media sosial telah mengubah cara kampanye politik dilakukan. Berbeda dengan media konvensional seperti televisi, radio, dan surat kabar, media sosial memungkinkan interaksi dua arah antara kandidat dan masyarakat. Media sosial tidak hanya berfungsi sebagai sarana komunikasi tetapi juga sebagai alat untuk membangun hubungan dan kedekatan dengan pemilih. Salah satu platform yang populer digunakan dalam kampanye politik adalah Instagram, yang menawarkan berbagai fitur visual dan interaktif yang cocok untuk menyampaikan pesan secara efektif. Instagram memungkinkan kandidat untuk menampilkan konten visual berupa foto, video, dan cerita singkat yang mudah diakses oleh masyarakat kapan saja dan di mana saja. Selain itu, Instagram juga memungkinkan kandidat untuk membangun branding politik dan menunjukkan sisi personal mereka, sehingga dapat membangun kedekatan emosional dengan masyarakat.

Tri Ardhianto dan Harris Bobihoe menyadari potensi ini dan memanfaatkan Instagram secara strategis untuk memperkenalkan diri, menyampaikan visi dan misi, serta memperlihatkan kedekatan mereka dengan masyarakat Kota Bekasi. Akun pribadi dan akun tim kampanye yang dikelola oleh pasangan calon ini dirancang untuk mencerminkan berbagai aspek kehidupan mereka serta program yang mereka tawarkan kepada masyarakat. Misalnya, akun Instagram @mastriardhianto menampilkan sisi personal dari Tri Ardhianto sebagai seorang pemimpin yang akrab dengan rakyat, menampilkan kegiatan sehari-hari, olahraga, serta interaksi langsung dengan warga. Selain itu, akun-akun kampanye lainnya seperti @triardhiantocenter dan @bekasi.kotakeren menampilkan informasi terkait visi dan misi pasangan calon serta pencapaian dan program unggulan yang dirancang untuk mengatasi berbagai permasalahan di Kota Bekasi (paslon 3).

Pemanfaatan media sosial dalam kampanye politik juga didukung oleh penelitian-penelitian sebelumnya yang menunjukkan efektivitas media sosial dalam memobilisasi dukungan, memengaruhi opini publik, dan membangun citra positif. Menurut Wijaya (2021), media sosial memungkinkan kandidat untuk menjangkau audiens yang lebih luas dengan biaya yang lebih efisien dibandingkan dengan media konvensional. Selain itu, interaksi langsung melalui komentar, pesan, atau fitur tanya jawab di Instagram dapat meningkatkan kepercayaan masyarakat terhadap kandidat. Studi oleh Syahrir dan Handayani (2020) juga menemukan bahwa keterlibatan aktif di media sosial dapat memperkuat citra kandidat sebagai pemimpin yang responsif dan peduli terhadap aspirasi masyarakat(paslon 3).

Pendekatan kampanye melalui media sosial ini menjadi relevan di tengah masyarakat modern yang semakin digital dan terbiasa mendapatkan informasi secara cepat melalui internet. Dalam konteks Pilkada Kota Bekasi, di mana para pemilih terdiri dari berbagai lapisan usia, termasuk generasi muda yang aktif di media sosial, strategi kampanye yang memanfaatkan Instagram diharapkan dapat menarik perhatian pemilih muda dan meningkatkan keterlibatan mereka dalam proses demokrasi. Pasangan calon Tri Ardhianto dan Harris Bobihoe berharap bahwa kampanye yang terfokus pada media sosial dapat memberikan dampak positif pada persepsi publik dan meningkatkan popularitas mereka di mata masyarakat Kota Bekasi.

Berdasarkan latar belakang tersebut, artikel ini bertujuan untuk menganalisis bagaimana strategi kampanye pasangan calon nomor urut 3 ini melalui Instagram, khususnya dalam membangun branding politik dan membangun kedekatan dengan masyarakat Bekasi. Penelitian ini juga akan mengidentifikasi elemen-elemen kampanye yang menjadi daya tarik serta efektivitas interaksi yang dibangun melalui media sosial dalam menarik dukungan pemilih.

Kajian Literatur

Media sosial telah menjadi alat penting dalam kampanye politik di era digital. Menurut Wijaya (2021), media sosial memungkinkan kandidat untuk menjangkau audiens yang lebih luas dengan biaya lebih rendah dibandingkan dengan media konvensional. Dalam konteks kampanye politik, Instagram berfungsi sebagai media komunikasi visual yang efektif dalam menyampaikan pesan politik dan membangun brand image kandidat (paslon 3).

Studi oleh Syahrir dan Handayani (2020) menunjukkan bahwa interaksi melalui media sosial juga dapat meningkatkan kepercayaan publik terhadap kandidat, karena memungkinkan pemilih merasakan kedekatan dan melihat langsung kegiatan sehari-hari calon. Instagram, sebagai platform berbasis visual, memberikan keunggulan tersendiri bagi kandidat untuk menunjukkan sisi personal sekaligus profesional mereka. Lestari (2019) juga menekankan bahwa branding politik di media sosial dapat memperkuat hubungan emosional antara kandidat dan pemilih.

Metode Penulisan (Kepustakaan)

Metode yang digunakan dalam penulisan ini adalah metode studi pustaka, yang melibatkan analisis terhadap akun-akun Instagram yang dimiliki pasangan calon Tri Ardhianto dan Harris Bobihoe, serta referensi literatur yang mendukung kajian ini. Data diperoleh melalui observasi pada akun-akun resmi kampanye dan pribadi di Instagram serta analisis terhadap literatur yang relevan.

Pemanfaatan media sosial dalam kampanye politik telah menjadi salah satu pendekatan utama di era digital. Media sosial bukan hanya berfungsi sebagai sarana komunikasi, tetapi juga sebagai alat untuk membangun interaksi yang lebih personal dan langsung antara kandidat dan masyarakat. Dalam hal ini, media sosial seperti Instagram memiliki kemampuan unik untuk menjembatani jarak antara kandidat dan pemilih, memungkinkan kandidat untuk menyampaikan visi, misi, dan program kerja mereka dengan cara yang menarik, visual, dan mudah diakses oleh masyarakat luas.

Menurut McAllister (2019), media sosial memungkinkan komunikasi dua arah antara kandidat politik dan pemilih, yang tidak dimungkinkan oleh media konvensional seperti televisi atau radio. Hal ini mengubah dinamika kampanye politik dengan memungkinkan kandidat menerima umpan balik langsung dari masyarakat dan berinteraksi dalam waktu nyata. Sebuah studi yang dilakukan oleh Wijaya (2021) juga menyoroti bahwa media sosial menawarkan peluang besar bagi kandidat untuk mencapai audiens yang lebih luas dengan biaya yang jauh lebih rendah, yang penting dalam konteks pemilihan lokal yang memiliki keterbatasan anggaran(paslon 3).

  • Efektivitas Media Sosial dalam Kampanye Politik

Efektivitas media sosial sebagai alat kampanye politik tidak hanya terletak pada kemampuannya untuk menjangkau audiens yang besar, tetapi juga pada kemampuannya untuk membentuk persepsi dan opini publik. Menurut penelitian oleh Syahrir dan Handayani (2020), interaksi yang dibangun melalui media sosial dapat meningkatkan kepercayaan masyarakat terhadap kandidat, karena masyarakat dapat melihat sisi manusiawi dan keterlibatan langsung kandidat dalam kehidupan sehari-hari. Instagram, sebagai salah satu platform yang berbasis visual, memiliki kekuatan untuk menampilkan citra positif kandidat melalui foto dan video yang menggambarkan kedekatan mereka dengan masyarakat dan kehidupan mereka sebagai pribadi yang terlibat aktif dalam komunitas. Syahrir dan Handayani mencatat bahwa media sosial memungkinkan pemilih untuk merasa lebih dekat dengan kandidat, dan dengan demikian, lebih cenderung untuk mendukung kandidat yang memiliki citra positif dan responsif terhadap kebutuhan mereka.

  • Instagram dan Branding Politik

Branding politik merupakan proses penting dalam kampanye, terutama ketika kandidat ingin dikenal dengan citra tertentu yang relevan dan menarik bagi pemilih. Lestari (2019) menjelaskan bahwa Instagram memiliki peran besar dalam proses ini, karena memungkinkan kandidat untuk membangun citra politik yang mereka inginkan melalui serangkaian konten visual yang konsisten. Dalam kampanye politik, konten visual yang ditampilkan di Instagram---seperti foto, infografis, dan video---dapat membantu memperkuat narasi tentang visi-misi kandidat, program kerja, dan kepribadian mereka. Selain itu, penggunaan hashtag, tag lokasi, serta interaksi di kolom komentar juga membantu memperkuat engagement dengan pemilih, sehingga menciptakan ikatan emosional yang lebih kuat.

  • Interaksi Langsung dan Pengaruh terhadap Dukungan Pemilih

Salah satu keunggulan utama media sosial dalam kampanye politik adalah kemampuannya untuk membangun interaksi langsung antara kandidat dan pemilih. McQuail (2020) menunjukkan bahwa media sosial memberikan kesempatan bagi kandidat untuk merespons langsung pertanyaan, kritik, dan masukan dari masyarakat. Di Instagram, fitur-fitur seperti live streaming, komentar, dan pesan langsung (direct message) memberi ruang bagi kandidat untuk berdialog secara langsung dengan pemilih. Studi oleh Wijaya (2021) mengungkapkan bahwa keterlibatan langsung ini berkontribusi pada persepsi positif masyarakat terhadap kandidat, karena masyarakat merasa suara mereka didengar dan direspon.

Secara khusus, penggunaan fitur-fitur interaktif di Instagram memungkinkan kandidat untuk menjawab pertanyaan dan memberikan klarifikasi atas isu-isu yang berkembang, yang dapat meningkatkan kepercayaan masyarakat terhadap komitmen dan ketulusan kandidat. Keterlibatan aktif di media sosial, menurut Lestari (2019), juga dapat memberikan kesan bahwa kandidat adalah sosok yang responsif dan peduli terhadap masyarakat, yang pada gilirannya dapat mendorong tingkat dukungan dan kepercayaan pemilih.

  • Instagram dalam Konteks Pemilihan Lokal

Dalam konteks pemilihan lokal seperti Pilkada Kota Bekasi, media sosial memainkan peran yang semakin penting dalam menggerakkan partisipasi pemilih muda. Data menunjukkan bahwa pemilih di perkotaan, terutama di kalangan milenial dan generasi Z, lebih aktif di media sosial dibandingkan dengan kelompok usia lainnya. Menurut penelitian oleh Syahrir dan Handayani (2020), Instagram merupakan platform yang efektif untuk menarik perhatian pemilih muda, karena formatnya yang visual dan kemudahan interaksi yang ditawarkannya.

Dengan demikian, kajian literatur ini menunjukkan bahwa Instagram, sebagai bagian dari strategi kampanye digital, tidak hanya membantu memperluas jangkauan pesan politik kandidat tetapi juga berperan dalam membentuk persepsi positif masyarakat dan meningkatkan tingkat dukungan bagi kandidat. Kombinasi antara komunikasi visual yang menarik, interaksi langsung dengan masyarakat, dan branding politik yang konsisten memberikan potensi besar bagi pasangan calon Tri Ardhianto dan Harris Bobihoe untuk memaksimalkan kampanye mereka di media sosial dalam Pilkada Kota Bekasi.

Pertanyaan Penelitian:

  1. Bagaimana strategi kampanye Tri Ardhianto dan Harris Bobihoe melalui Instagram dapat meningkatkan citra dan popularitas mereka di Kota Bekasi?
  2. Seberapa efektif interaksi mereka dengan pengguna Instagram dalam menarik simpati dan dukungan pemilih?
  3. Apa dampak konten-konten yang dibuat dalam akun pribadi dan tim kampanye terhadap persepsi publik mengenai pasangan calon nomor urut 3?

Hasil dan Pembahasan

  • Akun Pribadi Calon
  1. @mastriardhianto: Akun ini berisi aktivitas keseharian, hobi, dan interaksi langsung dengan masyarakat. Konten yang ditampilkan mencakup kegiatan bersama keluarga, pengenalan gagasan, serta tanggapan atas isu-isu terkini. Aktifnya Tri Ardhianto dalam merespons komentar juga menjadi poin penting yang membangun kesan dekat dengan warga.
  2. @triardhiantocenter: Sebagai akun resmi dari pusat kampanye, @triardhiantocenter menyajikan informasi yang lebih formal tentang visi-misi, program unggulan, dan prestasi. Gaya pembawaannya tetap berusaha merangkul warga meskipun kontennya lebih serius.
  3. @harris.bobihoe: Akun pribadi Harris Bobihoe sering menampilkan konten humor dan sketsa tentang kehidupan sehari-hari warga Bekasi, yang membantu menciptakan citra kandidat yang santai dan dekat dengan masyarakat. Namun, interaksi di kolom komentar lebih rendah dibandingkan akun Tri Ardhianto(paslon 3).
  • Akun Tim Kampanye
  • @programtriardhianto: Menyajikan konten yang menjelaskan program kerja Tri Ardhianto, termasuk capaian dan rencana ke depan jika terpilih.
  • @bekasi.kotakeren: Akun ini berfungsi untuk menyederhanakan informasi kampanye agar mudah dipahami oleh masyarakat umum. Informasi tentang program disampaikan secara singkat dan menarik.
  • @relawan.bekasikeren: Dikelola oleh tim relawan, akun ini menekankan keunggulan pasangan calon serta memberikan informasi umum terkait kandidat.
  • @mastrikeren: Mengedepankan gagasan dan program dari calon walikota secara lebih personal, khususnya interaksi yang memperlihatkan keterlibatan Tri Ardhianto dalam kegiatan masyarakat(paslon 3).
  • @kami3lagi: Menyajikan branding yang menampilkan Tri Ardhianto sebagai petahana yang berhasil memimpin dan melayani masyarakat selama menjabat. Konten ini dirancang untuk memperkuat kesan positif dan kepercayaan masyarakat.

Kekuatan dan kelebihan Paslon 3

Paslon 3, Tri Ardhianto dan Harris Bobihoe, memanfaatkan Instagram sebagai alat untuk menghubungkan diri dengan pemilih secara langsung dan personal. Beberapa kekuatan yang dimiliki Paslon 3 dalam kampanye mereka melalui media sosial adalah sebagai berikut:

Pendekatan Personal dan Keterlibatan Langsung: Akun pribadi seperti @mastriardhianto dan @harris.bobihoe menampilkan kegiatan keseharian kandidat, seperti berolahraga, berinteraksi dengan keluarga, atau menghadiri acara komunitas. Hal ini membangun kesan bahwa kedua calon walikota ini tidak hanya sebagai figur politik, tetapi juga sebagai bagian dari kehidupan sehari-hari masyarakat Bekasi. Interaksi langsung dalam bentuk respons terhadap komentar, serta sharing momen personal melalui Instagram Story, membuat mereka terasa lebih dekat dengan warga.

Komunikasi Visual yang Efektif: Instagram memungkinkan Paslon 3 untuk memanfaatkan kekuatan visual, yang membuat pesan mereka lebih mudah diterima dan menarik perhatian pemilih. Konten visual seperti foto-foto kegiatan bersama warga, infografis program unggulan, dan video singkat yang menjelaskan visi-misi mereka memperkuat citra Paslon 3 sebagai kandidat yang aktif, dinamis, dan terhubung dengan masyarakat.

Branding Politik yang Kuat: Melalui akun-akun seperti @triardhiantocenter dan @bekasi.kotakeren, Paslon 3 berhasil menonjolkan keunggulan dan prestasi yang telah dicapai oleh Tri Ardhianto sebagai petahana, seperti pembangunan infrastruktur dan program-program yang telah berjalan di Kota Bekasi. Penggunaan hashtag seperti #BekasiKeren dan #TriArdhiantoMemimpin membantu menciptakan kesan bahwa Paslon 3 telah berkontribusi banyak untuk kota ini, dan siap untuk melanjutkan pembangunan.

Kekurangan dan kelemahan Paslon 3

Walaupun Paslon 3 berhasil memanfaatkan Instagram secara efektif, terdapat beberapa kelemahan yang perlu diperbaiki:

Kurangnya Interaksi pada Beberapa Akun    : Salah satu kelemahan utama yang ditemukan adalah rendahnya tingkat interaksi di beberapa akun, seperti akun pribadi Harris Bobihoe (@harris.bobihoe). Konten yang lebih banyak bersifat monolog atau bersifat humoristik, meskipun menarik, cenderung kurang memberikan ruang bagi followers untuk berpartisipasi atau memberikan feedback. Hal ini berpotensi mengurangi tingkat kedekatan yang bisa dibangun dengan pemilih.

Segmentasi Audiens yang Belum Optimal       : Meskipun Instagram efektif untuk menjangkau pemilih muda, Paslon 3 sepertinya belum sepenuhnya mengoptimalkan strategi untuk menjangkau pemilih yang lebih tua, yang mungkin tidak aktif di media sosial atau kurang familiar dengan platform seperti Instagram. Oleh karena itu, meskipun Instagram menjadi fokus utama kampanye mereka, ada potensi untuk meningkatkan penggunaan media konvensional atau platform lain seperti Facebook untuk menjangkau audiens yang lebih luas.

Konsistensi Konten yang Perlu Ditingkatkan :Beberapa akun yang dikelola oleh tim kampanye, seperti @programtriardhianto, perlu lebih konsisten dalam memposting konten yang terstruktur dengan jelas, seperti jadwal kampanye atau ajakan untuk mengikuti kegiatan tertentu. Konsistensi dalam komunikasi ini dapat memperkuat kredibilitas dan memperjelas pesan kampanye kepada masyarakat.

Peluang-peluang yang akan diperoleh Paslon 3

Paslon 3 memiliki banyak peluang yang dapat dimanfaatkan lebih lanjut dalam kampanye mereka, khususnya dengan pemanfaatan Instagram sebagai platform utama:

Peningkatan Keterlibatan Pemilih Muda        : Pemilih muda, khususnya generasi milenial dan Z, lebih aktif di media sosial, terutama di Instagram. Paslon 3 memiliki kesempatan untuk memperkuat hubungan dengan kelompok pemilih ini dengan konten yang lebih interaktif, seperti sesi tanya jawab, live streaming, dan konten yang lebih berfokus pada isu-isu yang relevan dengan kehidupan mereka, seperti pendidikan, lapangan pekerjaan, dan infrastruktur digital.

Penyampaian Program Unggulan Secara Kreatif      : Paslon 3 dapat memanfaatkan lebih banyak fitur kreatif Instagram seperti IG Live untuk menyampaikan program-program unggulan mereka secara langsung, di mana masyarakat dapat memberikan feedback dan bertanya langsung tentang kebijakan yang mereka tawarkan. Fitur seperti IGTV atau Instagram Reels juga dapat digunakan untuk memperkenalkan program unggulan secara singkat dan menarik, yang cocok untuk pemilih muda yang lebih suka konsumsi konten dalam bentuk video singkat.

Kolaborasi dengan Influencer Lokal    : Kolaborasi dengan influencer atau figur publik lokal yang populer di Kota Bekasi juga menjadi peluang besar untuk memperluas jangkauan kampanye mereka. Influencer lokal dapat membantu menjangkau audiens yang lebih besar dan mengurangi kesan bahwa kampanye hanya berfokus pada satu segmen pemilih tertentu.

Ancaman dan tantangan Paslon 3

Di tengah potensi besar, Paslon 3 juga menghadapi beberapa ancaman dan tantangan, baik dari segi persaingan politik maupun tantangan teknis dalam pengelolaan kampanye media sosial:

Persaingan Ketat dengan Paslon Lain : Kampanye digital di Pilkada Kota Bekasi sangat kompetitif. Paslon lain yang juga memanfaatkan media sosial secara efektif, bahkan mungkin dengan pendekatan yang lebih agresif, dapat menjadi ancaman besar bagi Paslon 3. Oleh karena itu, penting bagi Paslon 3 untuk terus memantau dan menanggapi tren atau pergerakan yang ada, serta memastikan pesan kampanye mereka tetap segar dan relevan.

Hoaks dan Isu Negatif    : Di media sosial, hoaks atau isu negatif dapat tersebar dengan cepat. Paslon 3 harus siap dengan strategi untuk merespons isu-isu yang merugikan mereka dengan cepat dan profesional. Misalnya, jika ada isu yang mencemarkan nama baik, mereka perlu memanfaatkan fitur-fitur Instagram untuk memberikan klarifikasi langsung kepada publik dan menjaga citra mereka tetap positif.

Keterbatasan Sumber Daya      : Meskipun Instagram dapat menjadi alat yang efektif dengan biaya rendah, keterbatasan sumber daya dalam tim kampanye atau dalam hal pendanaan untuk memproduksi konten berkualitas tinggi bisa menjadi kendala. Paslon 3 perlu memastikan bahwa mereka memiliki cukup sumber daya untuk mengelola dan memperbarui konten secara konsisten tanpa mengorbankan kualitas.

Tim/ Juru Kampanye Pemenangan Paslon 3

Menurut sumber dari Cakrawala.co, partai-partai pengusung pasangan ini meliputi PDI Perjuangan dengan 9 kursi, Partai Gerindra dengan 6 kursi, PKB dengan 5 kursi, dan Partai Demokrat dengan 2 kursi di DPRD Kota Bekasi.

Target sasaran kampanye Paslon 3

Target sasaran Paslon 3 terdiri dari beberapa kelompok pemilih kunci:

Pemilih Muda      : Generasi milenial dan Z yang aktif di media sosial merupakan audiens utama bagi kampanye ini. Dengan pendekatan yang lebih informal dan berbasis visual, Paslon 3 dapat dengan mudah menarik perhatian mereka dengan konten yang relevan dan mudah dibagikan.

Warga Kota Bekasi secara Umum        : Paslon 3 juga menargetkan warga Kota Bekasi secara keseluruhan, dengan pesan yang lebih luas mengenai pembangunan infrastruktur, peningkatan kualitas pendidikan, dan kebijakan yang berdampak langsung pada kesejahteraan masyarakat.

Pesan/Program Unggulan yang ditawarkan Paslon 3 kepada Khalayak

Program unggulan Paslon 3 yang disampaikan melalui Instagram berfokus pada isu-isu seperti pembangunan infrastruktur yang lebih baik, pemanfaatan teknologi dalam pemerintahan, dan peningkatan layanan publik. Program-program ini disampaikan dengan cara yang menarik dan mudah dipahami melalui konten visual, seperti infografis, video singkat, dan foto-foto dokumentasi lapangan.

Media yang digunakan (media luring/new media) untuk melakukan kampanye Paslon 3

Paslon 3 menggunakan campuran antara beberapa media sosial yang utamanya Instagram dan Tiktok dan media konvensional seperti baliho dan spanduk. Namun, media sosial menjadi platform utama yang dimanfaatkan untuk membangun hubungan langsung dengan pemilih dan menyampaikan pesan kampanye secara lebih personal.

Simpulan dan Saran

Kampanye pasangan Tri Ardhianto dan Harris Bobihoe melalui Instagram menunjukkan strategi yang efektif dalam membangun hubungan dan meningkatkan persepsi positif di masyarakat. Interaksi langsung, konten yang relatable, serta visualisasi program yang menarik membuat warga merasa dekat dengan kandidat. Namun, saran perbaikan dapat diberikan pada aspek interaksi di akun Harris Bobihoe dan peningkatan jumlah konten interaktif di akun-akun tim kampanye lainnya agar lebih menarik bagi pemilih muda. Keberhasilan Paslon 3 dalam memanfaatkan Instagram tidak terlepas dari penggunaan konten visual yang menarik, seperti foto, video, dan infografis yang menggambarkan kegiatan keseharian, prestasi, serta program kerja mereka. Interaksi langsung dengan pemilih melalui fitur-fitur Instagram seperti komentar dan Instagram Live juga memperkuat hubungan emosional dengan masyarakat. Namun, masih ada beberapa tantangan yang perlu dihadapi, seperti rendahnya interaksi di beberapa akun, khususnya akun Harris Bobihoe, dan kurang optimalnya segmentasi audiens untuk menjangkau pemilih yang lebih tua atau yang kurang aktif di media sosial. Selain itu, meskipun Instagram menjadi platform utama, masih diperlukan diversifikasi media kampanye untuk menjangkau audiens yang lebih luas, termasuk pemilih yang tidak aktif di media sosial.

Peluang besar masih terbuka bagi Paslon 3 untuk lebih mengoptimalkan kampanye digital mereka, terutama dengan menggandeng influencer lokal atau memperkuat interaksi di akun-akun yang dikelola tim kampanye. Paslon 3 juga perlu terus memantau dan merespons dinamika kampanye dengan cepat untuk mengatasi tantangan yang muncul pasca pilkada berlangsung, seperti isu negatif atau serangan dari pihak lawan. Secara keseluruhan, penggunaan media sosial, khususnya Instagram, menjadi alat yang sangat efektif untuk membangun branding politik, memperkenalkan program kerja, dan meningkatkan kedekatan antara kandidat dan pemilih. Dengan strategi yang lebih terfokus pada interaksi dan konsistensi pesan, Paslon 3 memiliki potensi besar untuk memperkuat citra mereka dan memenangkan hati pemilih Kota Bekasi, baik saat Pilkada maupun setelahnya.

Daftar Pustaka/Referensi

Cakrawala.co. (2024). Intip Kekuatan Tiga Paslon Walkot Bekasi, Tri Adhianto-Abdul Haris Bobihoe Unggul dari Dua Paslon Lain. Diakses pada 8 Januari 2025, dari https://www.cakrawala.co/daerah/77513619200/intip-kekuatan-tiga-paslon-walkot-bekasi-tri-adhianto-abdul-haris-bobihoe-unggul-dari-dua-paslon-lain

Lestari, A. (2019). Peran Instagram dalam Branding Politik di Era Digital. Journal of Political Communication, 4(3), 33-47.

McAllister, I. (2019). Social media and political communication. Political Communication, 36(4), 445-463.

McQuail, D. (2020). McQuail's Mass Communication Theory (7th ed.). SAGE Publications.

Syahrir, A., & Handayani, A. (2020). Keterlibatan aktif masyarakat melalui media sosial dalam kampanye politik. Jurnal Komunikasi Politik, 22(1), 45-60.

Wijaya, R. (2021). Jurnal Studi Komunikasi, 8(2), 101-115.

Wijaya, D. (2021). Media Sosial sebagai Alat Kampanye Politik: Kasus Pilkada Kota Bekasi. Jurnal Komunikasi, 15(2), 23-40.

Syahrir, M. & Handayani, R. (2020). Efektivitas Interaksi di Media Sosial dalam Kampanye Politik di Indonesia. Media and Society, 8(1), 54-68.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun