Paslon 3, Tri Ardhianto dan Harris Bobihoe, memanfaatkan Instagram sebagai alat untuk menghubungkan diri dengan pemilih secara langsung dan personal. Beberapa kekuatan yang dimiliki Paslon 3 dalam kampanye mereka melalui media sosial adalah sebagai berikut:
Pendekatan Personal dan Keterlibatan Langsung: Akun pribadi seperti @mastriardhianto dan @harris.bobihoe menampilkan kegiatan keseharian kandidat, seperti berolahraga, berinteraksi dengan keluarga, atau menghadiri acara komunitas. Hal ini membangun kesan bahwa kedua calon walikota ini tidak hanya sebagai figur politik, tetapi juga sebagai bagian dari kehidupan sehari-hari masyarakat Bekasi. Interaksi langsung dalam bentuk respons terhadap komentar, serta sharing momen personal melalui Instagram Story, membuat mereka terasa lebih dekat dengan warga.
Komunikasi Visual yang Efektif: Instagram memungkinkan Paslon 3 untuk memanfaatkan kekuatan visual, yang membuat pesan mereka lebih mudah diterima dan menarik perhatian pemilih. Konten visual seperti foto-foto kegiatan bersama warga, infografis program unggulan, dan video singkat yang menjelaskan visi-misi mereka memperkuat citra Paslon 3 sebagai kandidat yang aktif, dinamis, dan terhubung dengan masyarakat.
Branding Politik yang Kuat: Melalui akun-akun seperti @triardhiantocenter dan @bekasi.kotakeren, Paslon 3 berhasil menonjolkan keunggulan dan prestasi yang telah dicapai oleh Tri Ardhianto sebagai petahana, seperti pembangunan infrastruktur dan program-program yang telah berjalan di Kota Bekasi. Penggunaan hashtag seperti #BekasiKeren dan #TriArdhiantoMemimpin membantu menciptakan kesan bahwa Paslon 3 telah berkontribusi banyak untuk kota ini, dan siap untuk melanjutkan pembangunan.
Kekurangan dan kelemahan Paslon 3
Walaupun Paslon 3 berhasil memanfaatkan Instagram secara efektif, terdapat beberapa kelemahan yang perlu diperbaiki:
Kurangnya Interaksi pada Beberapa Akun   : Salah satu kelemahan utama yang ditemukan adalah rendahnya tingkat interaksi di beberapa akun, seperti akun pribadi Harris Bobihoe (@harris.bobihoe). Konten yang lebih banyak bersifat monolog atau bersifat humoristik, meskipun menarik, cenderung kurang memberikan ruang bagi followers untuk berpartisipasi atau memberikan feedback. Hal ini berpotensi mengurangi tingkat kedekatan yang bisa dibangun dengan pemilih.
Segmentasi Audiens yang Belum Optimal    : Meskipun Instagram efektif untuk menjangkau pemilih muda, Paslon 3 sepertinya belum sepenuhnya mengoptimalkan strategi untuk menjangkau pemilih yang lebih tua, yang mungkin tidak aktif di media sosial atau kurang familiar dengan platform seperti Instagram. Oleh karena itu, meskipun Instagram menjadi fokus utama kampanye mereka, ada potensi untuk meningkatkan penggunaan media konvensional atau platform lain seperti Facebook untuk menjangkau audiens yang lebih luas.
Konsistensi Konten yang Perlu Ditingkatkan :Beberapa akun yang dikelola oleh tim kampanye, seperti @programtriardhianto, perlu lebih konsisten dalam memposting konten yang terstruktur dengan jelas, seperti jadwal kampanye atau ajakan untuk mengikuti kegiatan tertentu. Konsistensi dalam komunikasi ini dapat memperkuat kredibilitas dan memperjelas pesan kampanye kepada masyarakat.
Peluang-peluang yang akan diperoleh Paslon 3
Paslon 3 memiliki banyak peluang yang dapat dimanfaatkan lebih lanjut dalam kampanye mereka, khususnya dengan pemanfaatan Instagram sebagai platform utama: