Diwaktu yang sama, Ayaka terbangun dari tidurnya, ia terbangun di tempat yang indah dan nyaman, tidak seperti Xeyraa yang terbangun di dalam sebuah penjara.
"dimana aku? apa yang terjadi? haa Xeyraa,, Xeyraa kamu dimana" Ayaka yang tiba-tiba panik saat mengingat Xeyraa
"selamat pagi tuan putri, sekarang tuan putri berada dalam kamar tuan putri" jawab seorang perempuan yang mengenakan baju layaknya seorang pelayan kerajaan.
"Maidsan? dimana Xeyraa? apa yang terjadi padanya?" Ayaka menanyakan Xeyraa ke pelayan yang ia panggil Maidsan itu.
"Xeyraa? apakah yang tuan putri maksud itu adalah manusia rendahan yang sudah menculik tuan putri? yang saya ketahui ia sekarang berada di penjara bawah tanah, dan ia akan di eksekusi mati di depan umum sebagai tanda karena ia sudah menculik tuan putri" Jawab Maidsan tentang pertanyaan dari Ayaka.
"haa? menculikku? eksekusi mati? apa yang kau maksud? AWAS AKU AKAN MENEMUINYA" Ayaka yang semakin panik dan cemas karena Xeyraa akan dieksekusi mati.
Ayaka langsung berlari ke ruang penjara, tetapi ia tidak menemukan Xeyraa, pada saat ia berada di lorong istana, ia mendengar bahwa ada seseorang manusia yang akan di eksekusi mati, tanpa pikir panjang, Ayaka langsung pergi ke tempat pengeksekusian itu terjadi.
Pada saat Ayaka sampai di lokasi, ia melihat Xeyraa sudah berada di akhir-akhir hidupnya, Ayaka langsung berteriak dan seketika semua perhatian menuju padanya.
"HENTIKAN SEMUA INI, APA YANG KALIAN LAKUKAN. XEYRAA ADALAH PENYELAMATKU BUKAN PENCULIK" Ucap Ayaka yang marah melihat Xeyraa penyelamat hidupnya akan di eksekusi.
Mendengar hal itu, sang raja dan juga ayah dari Ayaka pun bertanya pada anaknya.
"wahai anakku, apa yang kau maksud manusia ini adalah penyelamatmu"Â
Ayaka menjelaskan semua apa yang terjadi, dari ia yang terbaring di hutan sampai ia ditolong dua kali yang membuat Xeyraa hampir kehilangan nyawanya. Mendengar hal itu, raja pun langsung memerintahkan kepada pengeksekusi untuk melepaskan Xeyraa sembari ia meminta maaf kepada Xeyraa.