Mendengar hal itu, Xeyraa terkejut, karena selama ini ras vampire dan ras manusia selalu bermusuhan, tetapi walaupun begitu, Xeyraa tidak terlalu memikirkannya.
"owhh kau adalah vampire, terima kasih Ayaka, kau telah menyelamatkanku" jawab Xeyraa
"apakah kau tidak terkejut? apakah kau marah karena aku adalah vampire?" Ayaka kembali bertanya
"iya, aku sedikit terkejut, tetapi untuk apa aku marah? jadi sekarang aku paham kenapa para bandit mengejarmu, gapapalah yang penting sekarang semua kondisi sudah membaik, yuk makan, tadi siang aku baru saja berburu" jawab Xeyraa.
Hari-hari berlalu, mereka melakukan aktivitas keseharian bersama, mereka juga semakin dekat tanpa memikirkan siapa mereka sebenarnya. Vampire dan manusia yang dari dulu tidak pernah akur, tetapi hal itu tidak berlaku bagi mereka.
Suatu hari Xeyraa mengajak Ayaka untuk pergi ke kota, ia ingin membeli sesuatu sembari mengajak Ayaka berjalan-jalan keluar hutan.
"Ayaka, ayuk pergi ke kota, ada yang harus aku beli, dan kita bisa sambil bersenang-senang"
"owhh baiklah Xeyraa, aku akan pergi"
Sesampai mereka di kota, mereka menyusuri jalanan dengan suasana hati dan senyuman yang gembira, pada saat mereka sedang menyusuri kota, mereka sedang dipantau oleh sekelompok orang yang memakai jubah hitam, Xeyraa sadar dengan tatapan itu tapi Xeyraa mengabaikannya karena ia pikir itu hanya perasaanya saja.
"Xeyraa ada apa? apa ada yang mengganggumu?" Tanya Ayaka ke Xeyraa yang terlihat sedikit aneh.
"owh tidak apa-apa Ayaka, ngomong-ngomong aku harus pergi ke toilet dulu ya"
"owhh baiklah, aku akan menunggumu di depan toilet"