Mohon tunggu...
Aksara Alderaan
Aksara Alderaan Mohon Tunggu... Editor - Editor

Aksara Alderaan, seorang penulis fiksi yang sudah menulis beberapa karya, baik solo maupun antologi.

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Hingga Peluit Panjang Berbunyi - Babak 2

1 Mei 2024   15:32 Diperbarui: 1 Mei 2024   16:32 100
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

"Gua minta maaf kalo selama ini temen-temen gua selalu ngeganggu atau ngeledekin lu. Satu hal yang lu tau kalo gua nggak pernah nyuruh mereka ngelakuin kayak gitu, itu murni karna mereka sendiri," jelasku.

"Sa, gua tau perasaan lu ke gua kayak apa. Gua paham. Tapi, lu tau kalo gua sukanya sama Nathan."

"Gua paham, Ki," ucapku memelas.

Aku tak mampu berkata-kata. Ia begitu serius membicarakan hal ini denganku. Sebenarnya aku sudah sadar bahwa cintaku untuk Kiandra hanyalah cinta yang bertepuk sebelah tangan saja. Cinta yang kuharapkan itu tidak akan menjadi satu. Dua hati yang tidak akan bisa disatukan. Kiandra hanya mencintai Nathan, bukan diriku.

"Gua terlalu jahat kalo nerima lu. Hati gua bukan buat lu, Sa. Gua yakin lu paham soal ini," ungkapnya.

"Ki, gua selalu paham soal ini. Tapi, kalo gua boleh meminta satu hal, apa nggak bisa sekali aja lu coba buka hati lu buat gua?"

Kiandra membisu. Ia berpikir selama beberapa detik. Aku merasa bersalah mengucapkan kata-kata tadi. Tiba-tiba ekspresinya berubah, sejenak ia menghela napasnya lalu kembali berbicara.

"Oke. Gua akan coba buka hati buat lu, tapi gua nggak jamin kalo akan semudah itu," tuturnya membuka harapanku.

"Jadi?" cetusku serius.

"Kalo lu bisa bawa tim sekolah kita juara dan lu cetak gol di pertandingan final, gua akan nerima lu jadi apa yang lu inginkan," ungkap Kiandra dengan tatapan tajam.

"Sekolah kita aja baru lolos fase grup, pertandingan final masih beberapa laga lagi, Ki."

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun