***
Efek hujan yang sangat deras pada pertandingan tadi membuat tim pelatih menyediakan minuman hangat untuk para pemain. Jujur saja, badanku menggigil tak terkira, hujan tadi benar-benar membuatku kedinginan. Aku sudah mengenakan pakaian berlapis-lapis, namun masih merasa menggigil.
Beberapa pemain lain malah merasa flu dan pilek. Bang James menyuruh kami agar beristirahat total agar kembali fit pada pertandingan berikutnya, walaupun tak menentukan apa-apa karena tim sekolahku sudah lolos ke babak semifinal, setelah dua kali menang pada fase grup.
Di kamar, aku baringkan tubuhku yang menggigil ini menggunakan selimut tebal dari hotel. Ezra yang tak bermain saat hujan kemarin hanya tertawa puas melihatku dan Gilang yang kedinginan.
"Untung gua cedera sebelum hujan turun kemarin," ledek Ezra sembari tertawa.
"Nggak ada yang untung dan rugi, Zra," cetus Gilang.
"Iya, sih. Tapi, gua nggak perlu merasakan kedinginan kayak lu gitu," katanya masih tertawa.
"Seharusnya kalo lu kaga cedera, gua yang kaga ujan-ujanan," tuturku.
Tak lama ada yang mengetuk pintu kamar, setelah Ezra melihatnya ternyata itu Kiandra. Ia membawakan semangkuk sup ayam untukku dan Ezra. Selain sup ayam, ia juga memberikan vitamin meningkatkan daya tahan tubuh.
"Makasih, ya, Ki," ujar Ezra.
"Sama-sama."