"Lu nggak jenguk Mahesa dulu?" ledek Ezra, "dia kedinginan, tuh, butuh kehangatan dari lu."
"Jangan mancing emosi gua!" raung Kiandra.
"Parah lu coba-coba bangunin macan tidur," cetus Gilang ikut meledek Kiandra.
Aku yang berselimut tebal menghampiri mereka. Kiandra membuang mukanya dariku, sedangkan Ezra dan Gilang terus meledekinya sampai tak mampu membalasnya.
"Udah-udah. Lu pada kenapa, sih, ngeledekin Kiandra mulu," pekikku menggigil.
"Bilangin, tuh, temen-temen lu yang nggak jelas juga sama kayak lu!" kesal Kiandra, "dah, ah, tugas gua nganterin sup ayam buat kalian selesai. Bye!"
Kulihat Kiandra begitu kesal setelah terus-menerus diledek oleh Ezra dan Gilang. Ia sangat tidak suka selalu dikait-kaitkan denganku karena dirinya lebih menyukai Nathan ketimbang diriku. Aku beranjak dari tempat tidur dan mengejar Kiandra yang belum jauh dari kamarku.
"Kiandra," panggilku, "tunggu!"
Kiandra menoleh. "Ada apa lagi?"
"Jangan dengerin ledekan-ledekan Ezra sama Gilang, anggap aja angin lalu."
"Emang lu pikir selama ini gua dengerin ledekan mereka? Gua nggak pernah peduli sama ledekannya, tapi lama-lama gua juga kesel kalo tiap hari digituin!" kesalnya.