Mohon tunggu...
Aymara Ramdani
Aymara Ramdani Mohon Tunggu... Administrasi - Orang yang hanya tahu, bahwa orang hidup jangan mengingkari hati nurani

Sebebas Camar Kau Berteriak Setabah Nelayan Menembus Badai Seiklas Karang Menunggu Ombak Seperti Lautan Engkau Bersikap Sang Petualangan Iwan Fals

Selanjutnya

Tutup

Travel Story Pilihan

Catatan Sebuah Perjalanan: Pendakian Gunung Sumbing

8 Desember 2017   11:24 Diperbarui: 8 Desember 2017   13:08 1782
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Tidak terfikir oleh kami untuk ke Yogja, namun akhirnya kita menikmati suasana Yogya nan khas. Ini berawal dari bis yang kami lihat tadi, bahwa bis jurusan yang ke jogja itu kosong, berbanding terbalik dengan bis yang ke semarang. Kang Sob yang memulainya, dan mau ga mau, kita mengikuti langkahnya, tetapi di jogja kami bis mendapatkan pengalaman lagi, kita mendapatkan cerita lagi. Tapi setelah tiba di jogja justru Kang Sob dan Tutu pulang lebih awal, karena mereka adalah karyawan teladan yang mengejar masuk kerja di hari seninnya.

 Aku, Kang Tege, Wawan "bimbim" Tuber, Kang Nyotz dan P(f) menikmati suasana yogya, oh ya kawan, rupanya Kang Nyotz sedang menikmati sakitnya, terkulai lemah tak berdaya, tepar dan hanya tiduran saja di hotel "TUGU" jogja^-^. Ya, kami menginap di hotel berbintang dengan fasilitas full, ya full debu dan memang benar-benar full orang di hotel tersebut. 

Di hotel itu juga kami disambangi oleh sahabat kami, Mbak Ewin yang datang dengan membawa kehangatan Susu Jahe dan cemilan yang bisa mengganjal perut kami, namun dari semua itu, adalah kehangatan persahabatan yang luar biasa, Mbak Ewin sudah di jemput oleh keretanya. Kami kembali menikmati hotel itu dan Kang Nyot masih menikmati dirinya sendiri.

dokpri
dokpri
Kembali Malam itu juga kami disambangi lagi oleh sahabat yg lain, Mbak Naning, Mbak Puty dan Dedoy. Suasana semakin hangat dengan pembicaraan kami yang semakin seru. Kami di ajak menikmati kopi khas Yogja. Angkringan, Kopi Jos dan tentunya kehangatan persahabatan, oh iya pembicaraan kami tadi ketika kami minum di angkringan, di iringi dengan lagu Sayidannya alla pengamen Yogya. Yogya memang yogya. Dan suasana jogja menimbulkan rasa untuk selalu kembali. Thanks kawan untuk semuanya.

Nah ini lagi yang menarik SARKEM, ya Sarkem, aku, Kang Tege dan P(f) tak ketinggalan menikmati suasana malam di Sarkem, lorong demi lorong kami lalui, kami ingin sedikit lihat kehidupan disana, wanita dengan pakaian nan seksi dengan sebatang rokok di tangannya, pria dengan dandanan ala bodyguard, pedagang rokok dan kopi, semua berbaur mencari rezeki, aku berujar seperti ujarannya Bang Iwan, "oh tuhan beri setetes rejeki". tips, jangan kesana sendirian kawan, berbahaya, jika mau kesana harus ajak-ajak ya nah itu baru gpp,, (intermezzodikit ah)^-^.

Kehidupan memang harus dijalani, dilalui sekeras apapun itu, sesulit apapun itu, kenyaataannya memang harus diterima apapun profesinya. kita harus bisa menghargai dan menghormati satu sama lain. Kita tidak bisa memvonisnya, kita tidak berhak memposisikan diri kita lebih hebat dari mereka. Kita adalah sama, dan kita semua mempunyai kehidupannya masing-masing.

Setelah melihat-lihat Sarkem kami kembali ke hotel berbintang kami tadi. istirahat sejenak dan merebahkan diri untuk menghadapi antrian tiket kereta esok harinya. Kami dapat kabar bahwa kereta ekonomi sudah ludes terjual sd tgl 8 september 2011, huufth, kami gambling karena kami juga dapat informasi bahwa ada penjualan tiket yg ke Jakarat dengan kereta baru, Gajah Wong namanya. Tahukah kawan, loket dibuka jam 8 pagi untuk keberangkatan jam 19.30, namun ketika kami tiba di stasiun Lempuyangan Yogya, jam 05.00, kami lihat sudah banyak orang yang mengantri, kami masuk kedalam antrian itu dan berdoa semoga mendapatkan tiket ke Jakarta. 

Tuhan maha baik kepada kami, kami mendapatkan tiket persis di belakang P(f) kang tege atau Wawan"bimbim"Tuber, tiket sudah ludes terjual. Tenang kami sudah mendapatkan tiket dan bersiap untuk menikmati Malioboro di siang harinya. Kami sempat menikmati pengamen jalanan yang luar biasa, lagu-lagu tradisional dengan alat musik tradisional juga sempat kami nikmati di sana. Puas menikmati suasana Jogja kami kembali ke tempat istirahat kami menunggu pulang. jam 19.30 kami bersiap pulang kejakarta dan tiba keesokan paginya di station senen.

Kepada sahabat alam, Kang Tege, Kang Sob, Kang Nyots, P(f), Wawan"bimbim"Tuber dan bidadari satu-satunya, Tutu, thanks untuk kebersamaannya menikmati keindahan alam nusantara ini, Indonesia Raya ini.

Catatan.. Foto taken P(f) aka faisal Basri

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Travel Story Selengkapnya
Lihat Travel Story Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun