Saya pun dulu salah satu yang termasuk orang yang mempersiapkan list lagu-lagu yang akan di putar. Susah-susah menyiapkan list lagu, tapi tetap saja pada hari H, si abang-abang tukang sound mengganti seenaknya dengan lagu-lagu dangdut populer. Kata dia list lagu-lagu saya kurang menarik. Lah..
Pas resepsi pun si abang organ tak kuasa menahan bendungan permintaan baik dari tamu undangan, sinoman maupun orang-orang yang merewang.
Walhasil lagu-lagu yang dimainkan super variatif sekali, lagu cinta ada, patah hati ada, perselingkuhan ada, sampai soal mandul juga ada. Hahaha.
Sepertinya kita perlu mulai menertibkan diri. Memahami bahwa acara pernikahan adalah hari milik si empunya acara. Kita tak perlu repot-repot memaksakan egoisme kita untuk memutar lagu-lagu tertentu yang mungkin kurang pas pun pantas.
Sebaliknya, baik kita sebagai tim band, sound maupun tamu undangan yang menyumbang lagu, alangkah lebih baik memilih lagu-lagu bertemakan kasih sayang, kesetiaan dan kawan-kawannya sebagai persembahan sekaligus berisi harapan dan doa-doa.
Memang salah satu tujuan musik di acara pernikahan adalah untuk menghibur tamu undangan, namun tak salah juga jika kita belajar berbesar hati ketika datang ke nikahan orang lain dan tidak mendengar lagu "Mandul" dimainkan, seberapapun kita menginginkan lagu itu. Itu adalah salah satu bentuk kedewasaan, bukan?