Lagu duet "Kandas" milik Evie Tamala sudah bisa dipastikan mengisi kondisi ini dan menjadi juara kategori paling sering dinyanyikan di acara-acara pernikahan.
Tidak sadar isi lirik
Saking kerapnya diputar dan sudah menjadi tradisi turun temurun, tak seorang pun benar-benar sadar (setengah sadar) dengan isi liriknya.
Orang cenderung terbuai dengan suasana serta alunan musiknya. Lihat dan perhatikan saja, ketika ada yang menyanyikan "Kandas" pasti sambil tersenyum-senyum bahagia. Belum lagi penonton asik berjoget sembari mengeluarkan duit kertas penuh warna untuk nyawer.
Lagunya viral
Tak dipungkiri, pengaruh keviralan suatu lagu akan berpengaruh ke tingkat keseringannya untuk dipilih. Lagu-lagu seperti "Bojo Loro", "Nemen", "Dumes" yang akhir-akhir ini viral karena dinyanyikan oleh artis-artis yang juga lagi naik daun seperti Happy Asmara, Denny Caknan, Gilga Sahid, dan kawan-kawannya, selalu dinanti-nanti untuk segera meluncur.
Padahal isi liriknya tentang seseorang yang sedang patah hati sementara "Bojo Loro" isinya keluhan orang yang punya 2 istri.
Memang tidak ada aturan tertulis atau pelarang mengenai lagu-lagu tersebut dinyanyikan di hari pernikahan tapi ini soal kepantasan saja. Bukankan lebih baik memilih lagu yang bertema cinta, kasih sayang dan kesetiaan untuk mendukung suasana sekaligus menjadi doa dan harapan-harapan baik?
Tidak ada salahnya untuk mulai menertibkan pelan-pelan menyoal lagu-lagu yang layak dinyanyikan di acara pernikahan.
Ini beda dengan kasus pelarangan lagu oleh Komisi Penyiaran Indonesia Daerah (KPID) Jawa Barat yang dulu sempat ramai, ya! Soal sebuah lagu apakah berhak diputar atau tidak biarlah pihak yang berwenanglah yang menentukan. Ini soal kepantasan saja di acara orang lain.
Acara pernikahan menjadi salah satu momen paling berarti dalam hidup seseorang. Bahkan beberapa orang sengaja menyiapkannya dengan sangat detail, termasuk pemilihan lagu-lagu yang akan diputar.