Sebuah lirik sangat amat sarkas sekali dan sebaiknya benar-benar di larang untuk dinyanyikan di hari pernikahan seseorang. Lah gimana tidak, kita saja yang bukan si pengantin bisa kesal mendengar liriknya.
Sayangnya, entah sadar atau tidak dan entah kapan dimulainya, tapi pesta pernikahan di negeri ini sepertinya sudah sangat akrab sekali dan tidak keberatan dengan judul-judul tadi.
Ini acara pernikahan lho! Penyatuan dua hati, dua keluarga untuk menapaki lembaran hidup yang baru. Banyak doa-doa baik terdengar di sana. Mulai dari doa ustadzah dan ibu-ibu pengajian di malam sebelumnya, doa penghulu beserta orang-orang yang hadir ketika akad serta doa para tamu undangan yang diucapkan sembari cipika cipiki dengan si pengantin.
Yah, kalau lagunya Nasida Ria yang berjudul "Pengantin Baru" Â atau "A Thousand Years"-nya Christina Perry yang diputar tentu membuat si kedua mempelai kesengsem, tersenyum sembari malu-malu. Lah "Mandul" dan "Harusnya aku yang di sana"?
Iya kalau si pengantin tidak punya mantan. Kalau ngepasi punya dan kebetulan si mantan ada di sana ketika lagunya diputar apa nggak membuat suasana jadi awkward? Iya kalau si mantan datang sendiri, kalau bareng teman-temannya yang hobi postang-posting, apa nggak jadi video viral "datang ke nikahan mantan" part sekian?
Nah, kenapa lagu-lagu patah hati tersebut bisa hadir di momen kebahagiaan seseorang? Beberapa hal berikut bisa jadi alasannya.
Memakai fitur putar otomatis
Beberapa daerah umumnya ketika menggelar pesta pernikahan akan menyewa sound system. Bagi mereka yang dananya cekak dan tidak kuat menyewa solo organ atau band, akan memanfaatkan mp3, Youtube atau kaset untuk menghibur pengunjung yang datang.
Nah, saat itulah tuan rumah bahkan tim sound-nya kerap kecolongan. Lagu-lagu tersebut mengalir saja tanpa filter. Jika bentuknya kaset atau CD, itu murni dari ketidakpedulian dan bukan faktor kesengajaan. Tim sound system pokoknya asal bawa saja kumpulan lagu-lagu dangdut viral. Kalau lupa bawa ya itu tadi, jadinya muter dari youtube atau mp3 di Hp.
Sumbangan lagu dari tamu undangan
Jika acaranya menggunakan solo organ, band atau grup musik biasanya akan ada penyanyi-penyanyi dadakan yang suaranya tidak bisa diprediksi. Bisa bagus, bisa jadi juga amburadul. Masalahnya, penyanyi-penyanyi dadakan tersebut pengetahuan lagunya terbatas. Mereka hanya bisa menyanyi lagu yang mereka tahu dan yang mereka mau saja.