Tiketnya tidak mahal-mahal amat jika dibandingkan dengan suguhan yang bakal kita nikmati. Anak-anak milenial akan memanjakan telinga dan hati kita. Aryo Widhawan (tenor) dan Mariska Setiawan (sopran) akan membuai kuping kita, ditambah “aksi maut” Anthony Hartono (piano), Finna Kurniawati (biola), dan Jessica Sudarta (harpa). Usia mereka boleh muda, tetapi kiprah mereka di kancah musik internasional tidak perlu dipertanyakan lagi.
Satu lagi mimpi Ananda yang bakal terlaksana.
Serenade Cinta Awal Tahun
Komposisi musik klasik persis seperti serendeng kata dalam satu puisi atau seruntun peristiwa dalam semesta. Ganti satu kata maka bangunan puisinya runtuh. Ganti satu sabda maka semestanya nelangsa. Ganti satu not maka keindahan konsertonya memburam.
Pada pembuka Konser Tahun Baru, Ananda akan menyuguhkan penampilan istimewa. Tsunami Aural. Begitu pengakuan lelaki yang membeli tanah dan rumah di Bilbao, Spanyol, dari hadiah kompetisi musik itu. “Menerjemahkan peristiwa ke dalam nada sungguh tiada terduga,” katanya kepada saya. “Tsunami kembali menyapa kita, saya berhasrat mengabadikannya ke dalam nada.”
Kabar utuh tentang peralihan fraktal tsunami ke dalam tsunami aurel dapat diulik lewat blog pribadi Ananda.
Seperti apa hasilnya?
Saya tidak bisa berkata apa-apa. Kita tunggu saja hasilnya di Konser Tahun Baru. Silakan pesan tiketnya lewat loket.com atau hubungi Lumina Kaya Indonesia (Kaya.ID). Setelah itu, siap-siap dipangah lantun karya Ismail Marzuki dalam citarasa Ananda Sukarlan.
Kita semua memiliki semacam kecintaan pada tanah air. Pada tiap bar musik yang mengalir, biarkan cinta ‘sang penyembuh benci’ terus membanjir. Memenuhi hati kita dengan desir, menghapus segala-gala di kepala kita yang tersaput nyinyir, dan menggantinya dengan ketenangan batin dan lahir.
Ketika suara-suara bergerak, ketika nada-nada berderak, ketika tempo-tempo meruyak, kematian yang bekerja dengan tabah diam-diam mendoakan kerubuhan nilai-nilai kehidupan. Api kebencian berkobar di mana-mana. Kebaikan ditindih kejahatan, kedamaian dibusukkan keburukan. Kita hanya bisa bersenandung samar-samar bersama raung klarinet, jerit biola, lolong sopran dan tenor, serta pekik trombon dan gumam bas.
Akan tetapi, kematian tidak pernah menghentikan cinta dan kemarahan yang tidak pernah bisa memadamkan pijar senyum.