Mohon tunggu...
Ade Surya
Ade Surya Mohon Tunggu... Guru - Saya Kuliah di IAIN CURUP

Jurusan Pendidikan Agama Islam

Selanjutnya

Tutup

Filsafat

Pendidikan Islam Tradisional Konservatif

2 Januari 2020   10:19 Diperbarui: 2 Januari 2020   10:26 3358
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Dalam Islam, banyak sekali metode-metode yang dicetuskan oleh pakar pendidikan baik metode konvensional maupun metode yang sudah modern. Penulis memandang bahwa konsep metode pendidikan Islam yang sudah dipaparkan oleh penulis pada pembahasan sebelumnya sudah mewakili terhadap metode-metode yang digunakan oleh kaum konservatif dan kaum liberal.[24]

Kaum konservatif memandang bahwa metode pengajaran harus cenderung ke arah yang tradisional seperti ceramah, hafalan, diskusi, dan Tanya jawab. Mereka juga memandang bahwa guru adalah panutan, sehingga guru lah yang harus menentukan metodenya. 

Ketika ada siswa yang mengalami kesulitan belajar ataupun menghadapi masalah-masalah dalam kehidupannya maka guru memberikan bimbingan dan penyuluhan, serta memberikan terapi kejiwaan bagi siswa yang membutuhkan. Lain halnya dengan metode yang digunakan oleh kaum liberal. Mereka menghindari adanya metode hafalan dan kedisiplinan. Mereka menyerahkan hal itu kepada individu, jadi bukan tugas seorang guru untuk menyuruh peserta didik hafalan. 

Guru hanyalah fasilitator dan motivator, sehingga peserta didik bebas menentukan metode apa yang akan digunakan dalam proses pembelajaranya. Namun, ketika ada siswa yang mengalami kesulitan belajar ataupun mengalami masalah--masalah dalam kehidupannya, pendidik akan megarahkan dan memberikan penyuluhan kepada siswa tersebut, serta melakukan terapi kejiwaan bagi yang membutuhkan.

Untuk titik temu dari metode pendidikan yang digunakan adalah metode bimbingan dan penyuluhan yang saat ini dikenal dengan istilah bimbingan konseling (BK). Masing-masing ideologi memiliki konsep yang sama tentang penggunaan metode ini bahwa ketika ada permasalahan yang dialami oleh peserta didik maka guru harus memberikan layanan BK terhadap siswa tersebut. 

Pepatah arab mengatakan, "Metodologi lebih penting dari pada materi" karena dalam anggapan semua orang, barang siapa yang sudah mampu menguasai metodologi, maka dapat dipastikan bahwa beliau mampu meyakinkan dan mampu mengkondisikan audien/ Mahasiswa.

Namun kemudian, menguasai metodologi bukanlah suatu hal yang final, karena bagaimanapun kita sebagai Dosen atau guru harus mampu memahami dan menguasai materi yang menjadi topik bahasan dalam rangka meningkatkan kompetensi profesional. 

Selanjutnya, disamping penguasaan metodologi dan penguasaan materi yang baik, suatu hal yang tak kalah pentingnya juga adalah bagaimana seorang Dosen atau guru mampu menciptakan lingkungan belajar yang kondusif. Yang di dalamnya meliputi pengelolaan kelas, serta permasalahan lingkungan belajar. Dengan harapan, seluruh materi yang disampaikan mampu dicerna dan dipahami oleh peserta didik. Hal ini kemudian tidak jarang terjadi dalam dunia pendidikan kita, ada diantara Dosen belum sepenuhnya memahami urgensi tentang materi ajar yang berbeda dengan basic keilmuan Mahasiswa, seperti Ilmu Pendidikan Islam. 

Atas dasar inilah, maka penulis berinisiatif mengupas serta berusaha untuk sedikit mencoba dan berikhtiar dalam rangka memperbaiki tradisi dan budaya negatif yang terjadi dikalangan Dosen dan Mahasiswa.

AKAR PEMIKIRAN PEMBARUAN DALAM ISLAM

Dengan adanya berbagai macam problematika metodologi pengajaran PAI maka seharusnya diperlukan adanya pembaharuan terutama dalam ilmu pendidikan Islam itu sendiri. Yaitu terkait dengan cara atau metode yang seharusnya digunakan oleh guru/dosen maka haruslah diperbarui. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
  10. 10
  11. 11
Mohon tunggu...

Lihat Konten Filsafat Selengkapnya
Lihat Filsafat Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun