Mohon tunggu...
075_Renanda Ajeng Pramusti
075_Renanda Ajeng Pramusti Mohon Tunggu... Mahasiswa - mahasiswa

belajar

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Partisipasi Siswa SD dalam Pertunjukan Seni Jaran Kepang dalam Tradisi Upacara Bersih Desa

24 Mei 2024   16:24 Diperbarui: 24 Mei 2024   16:42 254
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Kegiatan tradisi bersih desa dilakukan dalam dua hari berturut-turut, dimulai dengan membersihkan punden di Dusun Sumbertimo pada hari pertama dan dilanjutkan dengan kegiatan di sendang Dusun Kampungtengah. Proses ini merupakan bagian dari keseluruhan upacara yang bertujuan untuk memberikan sesaji kepada danyang desa, sebagai tanda syukur kepada Tuhan YME, serta sebagai permohonan perlindungan dari hal-hal negatif dalam kehidupan sehari-hari. Penentuan hari pelaksanaan tradisi bersih desa mengikuti penanggalan dalam kalender Jawa, menunjukkan kedalaman kultural dan spiritual dalam pengaturan kegiatan budaya ini.

Selain aspek keagamaan dan spiritual, tradisi bersih desa juga melibatkan unsur seni dan budaya. Salah satu contohnya adalah pertunjukan seni seperti seni jaran kepang yang menjadi bagian tak terpisahkan dari acara bersih desa. Dalam pertunjukan ini, bahkan siswa-siswi SD pun turut serta, tidak hanya sebagai penonton tetapi juga sebagai bagian dari pertunjukan itu sendiri. Keterlibatan anak-anak dalam pertunjukan seni tradisional seperti jaran kepang tidak hanya memberikan hiburan, tetapi juga mendidik mereka tentang keberagaman budaya dan warisan leluhur yang perlu dijaga dan dilestarikan.

Partisipasi siswa-siswi SD dalam pertunjukan seni jaran kepang di tradisi bersih desa juga mencerminkan peran pendidikan budaya yang dimiliki oleh tradisi ini. Anak-anak diajak untuk belajar dan mengapresiasi seni tradisional, serta mengenali pentingnya menjaga dan memelihara warisan budaya lokal mereka. Dalam konteks ini, tradisi bersih desa bukan hanya sekadar upacara tradisional, tetapi juga menjadi lembaga pendidikan informal yang berperan dalam pembentukan karakter dan identitas budaya generasi muda.

Selain itu, tradisi bersih desa juga menjadi momen penting untuk mempererat hubungan antargenerasi dalam masyarakat Dusun Sumbertimo. Keterlibatan semua lapisan masyarakat, mulai dari orang dewasa hingga anak-anak, dalam kegiatan bersih desa menunjukkan kesadaran kolektif akan pentingnya menjaga dan merayakan warisan budaya bersama-sama. Dalam proses ini, terjalinlah hubungan yang kuat antara nenek moyang dan generasi penerus, serta antara sesama anggota masyarakat.

Keberadaan tradisi bersih desa di Dusun Sumbertimo juga menunjukkan betapa pentingnya modal sosial dalam menjaga keberlangsungan budaya lokal. Adanya kerjasama dan solidaritas di antara warga Dusun Sumbertimo menjadi landasan kuat dalam pelaksanaan tradisi ini setiap bulannya. Selain itu, tradisi bersih desa juga menjadi wadah untuk memperkuat rasa kebersamaan dan solidaritas sosial di tengah-tengah tantangan dan perubahan zaman yang terus berkembang.

Dengan demikian, tradisi bersih desa di Dusun Sumbertimo tidak hanya merupakan warisan budaya yang perlu dijaga dan dilestarikan, tetapi juga menjadi sumber kekuatan bagi keberlangsungan komunitas lokal. Melalui upacara ini, nilai-nilai keagamaan, kebersamaan, pendidikan budaya, dan solidaritas sosial terus ditanamkan dan dipelihara, menjadi fondasi yang kokoh bagi pembentukan identitas budaya dan pembangunan masyarakat Dusun Sumbertimo ke depannya.

Implikasi dari hasil penelitian ini untuk pendidikan adalah pentingnya memasukkan kegiatan budaya tradisional dalam kurikulum pendidikan sebagai bagian integral dari pendidikan karakter. Dukungan dari guru dan sekolah dalam memfasilitasi partisipasi siswa dalam tradisi budaya lokal juga menjadi penting untuk memastikan pelestarian warisan budaya yang kaya. Selain itu, temuan ini juga menegaskan perlunya menghormati dan melestarikan budaya lokal sebagai bagian dari identitas nasional yang kaya dan beragam (Omeri, 2013).

Dengan demikian, hasil penelitian ini memberikan kontribusi yang berharga dalam pemahaman tentang hubungan antara pendidikan, budaya, dan identitas lokal, serta implikasinya bagi pembangunan pendidikan karakter dan pelestarian budaya di tingkat dasar.

BAB V

PENUTUP

5.1. Kesimpulan

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun