Kepercayaan di tengah masyarakat modern dibangun dengan kesadaran imajinatif sebagai bagian dari sebuah masyarakat yang berkeyakinan mewujudkan kebaikan Bersama. Dalam hal ini mendorong percepatan bangsa Indonesia untuk keluar dari kondisi kritis pandemic COVID-19.
MENJERNIHKAN SUASANA
      Melihat kondisi terakhir penanganan pandemic COVID-19 di Indonesia, kita sebenarnya sangat terlambat merespon kondisi ini. Entah apa yang menjadi pertimbangan pemerintah mengambil langkah yang kurang sigap dalam merespon maslah ini.
      Ketika SARS-COV 2 mulai menginvasi negara-negara selain China di seluruh dunia, Indonesia sebenarnya punya cukup banyak waktu untuk mempersiapkan diri menghadapi perang melawan pandemik global ini. Namun, pemerintah Indonesia terkesan meremehkan, bahkan menutup-nutupi fakta dan informasi mengenai COVID-19.Â
Respon yang diberikan oleh pemerintah bukanlah respon penyelenggara negara yang berkewajiban melindungi kehidupan rakyatnya melainkan respon dan pernyataan politik yang bertujuan hanya untuk mengendalikam histeria massa yang dikhawatirkan menimbulkan guncangan terhadap kondisi ekonomi dan politik negara yang sedang terseok-seok mengejar target pertumbuhan ekonomi.Â
Bukannya mengucurkan anggaran untuk mempersiapkan prasarana medis, membiayai riset epidemiologis atau bahkan melatih tenaga professional penanggulangan pandemik, pemerintah justru mengundang buzzer untuk mengontrol alur informasi dan mengendalikan potensi histeria massa. Alasannya bias jadi sangat politis, informasi dan issu yang tidak terkendali mengenai COVID-19 bisa dijadikan senjata bagi buzzer lawan politik pemerintah untuk mendiskreditkan pemerintah di mata masyarakat.
      Kita tentu saja masih bisa memahami langkah pemerintah untuk menjaga stabilitas ekonomi, sosial, dan politik jika saja kondisi penyebaran COVID-19 belum menyentuh fase kritis. Kekhawatiran berlebih pemerintah belakangan terjadi setelah setelah berbagai momentum politik yang terjadi di Indonesia masyarakat kita cenderung saling curiga dan saling menyalahkan untuk sekedar menjatuhkan pamor tokoh-tokoh Politik.Â
Untuk itu, kita semua perlu membangun kesadaran sosial, mengesampingkan kepentingan politik, tidak saling menyalahkan dan mulai membangun interkonektifitas antar pemerintah, masyarakat dan kelompok lain dalam perang melawan SARS-COV 2. Segala informasi yang disampaikan oleh pihak-pihak yang tendensius dan penuh kecurigaan lebih baik diabaikan oleh masyarakat.
MEMBANGUN SOLIDARITAS
      Kini, setelah kondisi Indonesia memasuki fase kritis penularan COVID-19 di Indonesia, kita perlu bergotong-royong untuk keluar dari fase tersebut. Saling percaya perlu kita kuatkan sebagai suatu kesatuan bangsa yang senantiasa bahu-membahu untuk melewati masa-masa sulit yang mengancam kehidupan seluruh tumpah darah Indonesia.Â
Langkah pertama dan paling krusial yang harus ditempuh sesegera mungkin adalah mendorong Pemerintah untuk memberikan transparansi data, fakta dan informasi mengenai penyebaran COVID-19. Transparansi informasi ini bisa menjadi stimulus untuk masyarakat membangun kesadaran dan kewaspadaan terhadap potensi penyebaran penyakit.Â