Mohon tunggu...
Zulfikar Umar
Zulfikar Umar Mohon Tunggu... Mahasiswa - Dokter Pelajar

Manusia pembelajar, membaca setiap waktu, menulis di paruh waktu

Selanjutnya

Tutup

Politik

Kritis Virus Corona dan Upaya Membangun Solidaritas Kebangsaan

30 September 2021   16:39 Diperbarui: 30 September 2021   16:47 190
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Tingginya mobilitas manusia modern punya andil yang sangat besar terhadap terjadinya pandemik global SARS-COV 2. Tanpa pesawat, kapal laut, kereta api, dan sarana transportasi lainnya COVID-19 tidak akan menjangkau dan sampai pada kondisi hari ini. Beberapa bulan yang lalu SARS-COV 2 memulai langkahnya dengan menginfeksi ribuan orang di Kota Wuhan, China. Hari ini sekitar 120.000 manusia dari berbagai belahan dunia telah terinfeksi.

            Indonesia sendiri, dalam sepekan terakhir telah mengalami lonjakan kasus yang sangat signifikan setelah beberapa pekan sebelumnya pernyataan pemerintah Indonesia bahwa negara ini bebas dan aman dari infeksi SARS-COV 2 banyak diragukan oleh berbagai pihak, baik dari dalam negeri maupun masyarakat Internasional. Lonjakan temuan kasus COVID-19 menjadi ujian bagi Pemerintah dan seluruh elemen masyarakat untuk mencari jalan keluar terbaik dari kondisi kritis COVID-19 hari ini.

BAGAIMANA KITA BERSIKAP

            Pemerintah kita ataupun mayoritas masyarakat Indonesia saat ini pasti tidak tahu, tidak pernah mengalami ataupun tidak memiliki pengalaman cukup berarti dalam menghadapi kondisi pandemik. Oleh karena itu, bangsa kita betul-betul berada dalam kondisi gagap untuk mengambil langkah pencegahan dan penaganan terhadap kondisi ini. 

Kita kemudian baru akan tersadar betapa mengancamnya kondisi kita hari ini setelah virus ini menginfeksi orang terdekat kita, menyaksikan ratusan pasien memenuhi ruangan intensif rumah sakit, dan menyaksikan jutaan orang dalam kondisi kebingungan terhadap situasi yang sedang terjadi di sekitarnya. 

Dilansir dari liputan khusus The Economist Intelligence Unit sebenarnya ada 3 faktor yang sangat menentukan capaian dan efektifitas suatu negara untuk keluar dari kondisi kritis pandemik COVID-19 seperti yang terjadi di Indonesia saat ini.

            Pertama, cara Pemerintah menyikapi situasi yang penuh dengan ketidakpastian. Situasi serba tidak pasti tentu saja dimulai dengan keterbatasan pengetahuan dan informasi yang kita miliki menganai virus SARS-COV 2, berikutnya adalah ketidaktahuan dan pengalaman yang minim dalam menghadapi kritis pandemik. 

Pemerintah Indonesia sendiri seperti yang dapat kita saksikan melalui pemberitaan media-media nasional gelagapan dalam menghadapi situasi pandemik. Ini dapat terlihat dari Gugus Tugas Penanganan COVID-19 yang dibentuk oleh Presiden dan hanya melibatkan instansi Pemerintah tanpa keterlibatan pihak professional, kelompok masyarakat terorganisir, Lembaga swasta non pemerintah, ataupun pengusaha dan konglomerat yang berkepentingan terhadap stabilitas social, politik dan ekonomi.

            Kedua, kesiapan dan struktur system kesehatan yang telah ada. Dalam kondisi lonjakan jumlah penderita terinfeksi dan kebingungan yang terjadi di tengah masyarakat karena begitu banyaknya lalu lintas dan kesimpangsiuran informasi mengenai COVID-19, fasilitas kesehatan bahkan yang terbaik sekalipun akan kewalahan untuk mengantisipasi ataupun memberikan pelayanan kepada pasien yang telah terinfeksi ataupun sekolompok orang yang kebingungan dan dihantui kecemasan terhadap kondisi kesehatannya kemudian ingin memeriksakan diri untuk mencari kepastian akan nasib kesehatan mereka.

            Ketiga, kepercayaan, landasan yang membangun konsensus masyarakat modern ini adalah hal yang paling penting dijaga dalam situasi serba penuh ketidakpastian. Kepercayaan masyarakat terhadap pemerintah, kepercayaan pemerintah terhadap masyarakatnya ataupun kepercayaan antar sesama masyarakat perlu tetap terjaga. 

Hal ini perlu agar upaya-upaya kolektif yang coba dilakukan untuk keluar dari kondisi kritis bisa dilaksanakan dengan lebih efektif. Masyarakat yang secara sukarela mengikuti anjuran Pemerintah, tidak adanya stigma yang terbangun diantara masyarakat adalah salah satu tujuan penting yang bisa kita capai jika kita saling percaya. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun