Mohon tunggu...
Zulfa Ramadhani
Zulfa Ramadhani Mohon Tunggu... Mahasiswa - mahasiswa

saya menyukai hal yang berkaitan dengan sosial

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Ketahanan Pangan dalam Perspektif Islam, Hikmah dari Peristiwa El-Nino

4 Desember 2024   10:10 Diperbarui: 4 Desember 2024   10:36 48
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Karena tidak ada satupun penasehat kerajaan yang mampu memberikan jawaban atas mimpi raja dengan penjelasan yang memuaskan maka sang raja meminta bantuan kepada Yusuf untuk membantu menafsirkan mimpinya.

Persoalan menarik yang perlu dicermati dalam mimpi raja adalah penggunaan tanda sapi betina gemuk-gemuk, sapi betina kurus-kurus, bulir (gandum) hijau, dan bulir kering. Sapi merupakan simbol hewan ternak. 

Hal ini menunjukkan salah satu komoditi ekonomi masyarakat Mesir kala itu adalah industri peternakan. Bulir gandum merupakan simbol pertanian. Hal ini menunjukkan salah satu komoditi ekonomi yang lain adalah industri pertanian. Penjelasan tersebut menunjukkan bahwa mimpi raja berkaitan dengan persoalan kehidupan rakyat. Yusuf menjelaskan arti mimpi raja berdasarkan wahyu yang diterimanya dari Allah Swt. 

Mesir negara yang mengalami masa subur selama tujuh tahun akan berganti menghadapi masa paceklik selama tujuh tahun. Yusuf memberikan masukan kepada raja dengan perencanaan strategis untuk membangun ketahanan pangan yang kuat, yaitu: produksi massal gandum dan manajemen stok pangan. 

Dalam menjelaskan takwil mimpi raja, yusuf tidak hanya berhenti pada hakikat arti mimpi itu. Selain menunjukkan sebuah prediksi kebenaran mimpi, Yusuf juga memberikan tawaran solusi untuk menghadapi krisis ekonomi (Q.S. 12 (Yusuf) Ayat 47 dan 48). Dia (Yusuf) berkata, agar kamu bercocok tanam tujuh tahun (berturut-turut) sebagaimana biasa; kemudian apa yang kamu tuai hendaklah kamu biarkan di tangkainya kecuali sedikit untuk kamu makan. 

Kemudian setelah itu akan datang tujuh (tahun) yang sangat sulit, yang menghabiskan apa yang kamu simpan untuk menghadapinya (tahun-tahun sulit), kecuali sedikit apa (bibit gandum) yang k

amu simpan. Sang raja menerima tawaran solusi yang diberikan Yusuf untuk mengatasi krisis pangan dengan produksi massal gandum dan manajemen stok pangan. Ketika tiba masa paceklik yang melanda Mesir, warganya tetap tenang lantaran banyak cadangan makanan dalam lumbung. Bahkan makanan tersebut membantu Mesir dalam melewati masa-masa sulit selama paceklik. Bahkan, ketahanan pangan negara Sungai Nil saat itu menjadikanya sebagai pengekspor gandum untuk negeri-negeri perserikatan Mesir, seperti Mesopotamia, Suriah, dan Kan’an, ketika negeri-negeri tersebut mengalami musim kemarau yang sama. 

Dalam mencapai ketahanan pangan yang kuat, Nabi Yusuf As. juga menerapkan tiga strategi, yaitu: Pertama produksi masal pangan, kedua, penyimpanan sebagian besar hasil produksi pertanian dan ketiga, kebijakan hidup hemat yang harus dipatuhi oleh semua elemen negara. Ketiga strategi ini telah berhasil mengantarkan Mesir melawati masa-masa krisis dengan selamat dan membawa ketenangan serta kesejahteraan bagi rakyatnya. 

Dalam mengimplementasikan strategi ketahanan pangan, ada tiga strategi yang diterapkan dalam kebijakan Nabi Yusuf As., yaitu: Pertama, peningkatan produksi pangan, kedua, penyimpanan sebagian besar hasil produksi pertanian, dan ketiga, kebijakan hidup hemat yang harus dipatuhi semua elemen Negara. Jika ketiga strategi Nabi Yusuf As. 

diterapkan ke dalam ketahanan pangan nasional, implikasinya antara lain, stok pangan dalam negeri akan tercukupi, sehingga kita tidak perlu impor bahan pangan dari Negara lain. Kemudian terjadi stabilisasi mata uang rupiah, karena kita memiliki cadangan devisa yang besar, yakni dari kekayaan alam Indonesia yang sangat melimpah. Dalam hal ini, akan dijelaskan lebih lanjut terkait kontribusi ketahanan pangan Nabi Yusuf As. bagi ketahanan pangan nasional, khususnya bagi stabilitas rupiah, karena di Indonesia, uang merupakan suatu komoditas.

PENUTUP

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun