Mohon tunggu...
Zulfan Elba
Zulfan Elba Mohon Tunggu... Buruh - Last Hope for Last Love

Penulis amatir yang masih belajar

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Last Hope for Last Love Jilid 3: Yang Terbaik

30 Juni 2022   09:08 Diperbarui: 30 Juni 2022   09:20 184
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Mengingatkan ku pada sebuah kalimat penyemangat, " Keberhasilan itu bukanlah dari sebuah keberuntungan, tapi sebuah kerja keras ". Ya kesungguhan adalah sesuatu yang akan dibayar mahal pada waktunya. Terkadang, aku meratapi hal itu bukanlah sesuatu yang mudah dilakukan. Konsistensi, inspirasi dan motivasi sangat diperlukan untuk meraih semua itu. Dukungan dari orang-orang terdekat juga merupakan suplemen penting untuk menjaga tiga hal tadi.

Sama seperti menulis buku atau karangan, ketiga hal diatas perlu digarisbawahi. Konsistensi dalam menciptakan karya, aroma dan citarasa cerita sehingga mempunyai ciri khas tersendiri. Inspirasi tentang hal-hal baru, menjadi bumbu rahasia yang harus selalu diperbaharui tanpa mengubah struktur karangan yang telah kita bangun. Berusaha membuat pembaca tidak bosan dengan alur cerita dan penasaran dengan setiap kelanjutannya, seperti sinetron. Motivasi merupakan bahan pelengkap, agar usaha kita tak mudah dirundung kejenuhan dan memberi warna dalam perjalanan menulis. Yang terbaik, menghabiskan waktu untuk hobi.  

Yang Terbaik, Sahabat Wanita Pertama

Sulit untuk menggambarkan bagaimana rasanya kembali memiliki sahabat. Setelah hampir 3 tahun lamanya aku tidak menjadikan seorangpun sebagai sahabat, akhirnya diriku kembali memilikinya. Dan yang paling membuatku takjub, dia adalah seorang wanita sekaligus menjadi yang pertama sepanjang hidupku. Karena 3 sahabatku sebelumnya adalah pria, tentunya wajar dan tidak mengherankan mempunyai sahabat sesama pria.

Namanya Farah, wanita cantik asal tanah Sriwijaya yang merupakan kekasih dari sahabatku Ari. Ya, kedekatan mereka sudah terjalin selama 2 tahun belakangan ini. Mereka adalah teman semasa bangku sekolah, bahkan sempat menjalin hubungan satu tahun lamanya. Setelah 7 tahun berpisah mereka pun dipertemukan, hingga tahun lalu resmi kembali menjadi sepasang kekasih.

Nada cemburu dengan hubungan mereka sempat berdering saat tahu kabar itu. Aku pun berusaha mengalihkan rasa cemburu dengan berbagai hal, salah satunya mencoba mendekati Pita. Semua cerita telah ditorehkan pada karya tulis pertamaku, yang menjadi saksi perjuanganku merebut hatinya.

Perlahan tapi pasti, sekeping amanah demi amanah Farah berikan untukku. Ya awalnya aku anggap itu hanyalah hal biasa, karena tolong menolong dalam kebaikan sudah menjadi kewajiban. Namun dari kepingan itulah yang membawaku merajut kolaborasi dan persahabatan dengannya. Sempat ragu dan sungkan untuk bisa berkomunikasi karena statusnya sebagai kekasih sahabatku, tapi perlahan kepercayaan diriku meningkat dengan tetap menjaga jarak. 

Setelah melalui berbagai pertimbangan hukum perasaan dari mahkamah pergaulan, akhirnya aku menjatuhkan vonis persahabatan mutlak kepada Farah. Dia mengaku sangat senang, meskipun tidak mengungkapkan nya secara langsung. Ucapan terimakasih khususnya untuk sahabatku Ari, memberiku kesempatan untuk bersahabat dengan Farah. Akan ku jaga amanah ini, berharap Farah bisa menjadi motivasi untukku menemukan " Last Hope for Last Love ".

Yang terbaik, sahabat wanita pertama. Sudah tak mungkin saling mencinta, namun sebagai pembuka jalan menuju cita-cita. Sangat langka bagaikan permata, membuka mata bahwa tak semua hal menyakitkan itu dari wanita. Aku berharap semoga Ari dan Farah selalu bersama, hingga tak ada yang bisa memisahkan kecuali takdir-Nya.  

 Yang Terbaik, Hanya Sekedar Teman Dekat

Bintang kehidupan datang setelah lama menanti. Kedatangan mereka seakan memberi warna baru dalam penantian panjang ini. Dikala keraguan masih menghinggapi, namun mereka datang untuk meyakini. Datang dengan senyap tanpa notifikasi, perlahan menghampiri tanpa basa-basi.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun