Mohon tunggu...
Zulfan Elba
Zulfan Elba Mohon Tunggu... Buruh - Last Hope for Last Love

Penulis amatir yang masih belajar

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Last Hope for Last Love Jilid 2: Analis BenCi

30 Juni 2022   08:02 Diperbarui: 30 Juni 2022   08:19 194
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Penampilan nya kala itu membuatku lama untuk berhenti menatapnya. Berbalut hijab hijau tua dan baju gamis putih, membuat aku pangling dari yang lain. Meskipun kelihatan lebih gemuk dari sebelumnya, tapi itu tidak membuatku berpaling dari dirinya. Yang terpenting adalah senyuman manisnya, membuat aku teroksidasi hingga ingin segera melepas elektron - elektron kerinduan padanya.  

Namun dibalik itu semua muncul tanda tanya besar pada diriku. Apakah dia benar-benar menerima elektron - elektron kerinduanku yang dapat membuatnya tereduksi ? 

Tatanan Kehidupan Baru, Buat Aku Merindu dan Membiru

Setelah 3 bulan berlalu, awal Juni kemarin wacana tatanan kehidupan baru pun tersiar dimana - mana. Tidak salahnya diriku menjalin kembali hubungan yang telah lama tidak terhubung, berharap juga bisa menyambung jalan rezeki. Satu persatu teman sebaya aku datangi. Satu persatu juga aku tanya tentang status karir maupun status hubungan mereka. Namun hanya mereka yang berstatus teman dekat dan sahabat lah perlu tahu tentang dirimu Kakak.

Tatanan kehidupan baru yang seakan penuh dengan tata tertib, namun ku tahu ini dibentuk demi kebaikan bersama. Mereka menginginkan ekonomi kembali stabil sembari tetap mematuhi protokol kesehatan yang telah dirilis badan kesehatan dunia ( WHO ). Selalu mencuci tangan menggunakan sabun, memakai masker dan jaga jarak atau social distancing jadi kunci untuk menekan penyebaran pandemi virus ini. 

Kulihat pusat - pusat perbelanjaan di kota kembali berjalan normal, warung kopi perlahan mulai membuka lapaknya, taman - taman kota kembali dibuka untuk umum. Keramaian kota terasa pulih kembali, melihat jalan raya dipenuhi dengan kalangan masyarakat yang mengendarai sepedanya. 

Sampai terbayang di benakku andaikan dia disini, pasti dia akan ku ajak untuk ngopi bareng, membahas hal yang selama ini tertunda di lisan ku dan niat baik yang belum terlontar. Salah satunya diriku ingin menghabiskan waktu lebih banyak bersamanya sebelum dia wisuda. Menciptakan momen - momen terbaik dan akan dikenang layaknya zat formalin yang mampu mengawetkan dan menjaga kenangan agar tetap utuh.

Tanggapan Mereka yang Peduli Saat Suka dan Duka

Sebelum karya tulis pertamaku rilis online, aku menyempatkan diri untuk menunjukkannya kepada para sahabatku. Sahabat terbaik, menjadi saksi pertama karya tulis yang telah ku buat. Berbagai saran ia berikan untukku. Salah satu yang paling ku ingat adalah ketika dia bertanya " elu yakin, meskipun nanti tidak bersama wanita impian mu kau akan terus berkarya ? " Lalu aku pun menjawab, " iya Bro, gua melakukan ini semua karena masa lalu, masa kini dan masa depanku. Siapa tahu jalan rezeki gua ada disini ". Dia pun memberiku saran untuk menghilangkan bagian cerita yang menurut nya sangat krusial dengan maksud dan tujuan kepada si Kakak. Maka dari itu, diriku mengganti bagian krusial menjadi bagian perjalanan hidup dan perjalanan asmara.

Melihat kesungguhan diriku untuk mengejar cinta sejati, buat dia pun bersungguh-sungguh dalam membantuku. Aku pun meminta saran juga hadiah selain cerpen yang dapat aku berikan untuknya. Dan dia punya jawaban fantastis, yaitu special gift yang kini hanya teman dekat dan sahabatku mengetahuinya. Aku pun membuat dan mengirim desain untuk special gift tersebut sehari setelah pembicaraan ringan itu. Paket pun dipesan memakai alamat sahabatku. Penuh doa dan harapan semoga dia mengerti maksudku.

Begitupun sahabat pertamaku, dia begitu kagum dan tidak menyangka bahwa tekadku sebulat ini. Selama 13 tahun menjalin persahabatan, dia tidak pernah melihatku seserius ini berusaha meyakinkan seorang wanita. Bahkan dia pun tidak menyangka bahwa aku pernah mencintai seorang wanita yang sekarang telah menjadi artis terkenal. Ya, masa lalu yang sebenarnya tidak perlu diungkit lagi. Bagaikan nasi yang telah menjadi bubur, kertas yang telah menjadi abu atau buah yang telah membusuk semuanya tidak dapat diurai kembali.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun