Argumen: Ia menyajikan argumen yang menunjukkan bahwa bahasa pribadi yang tidak bergantung pada norma-norma sosial tidak dapat memiliki makna yang stabil dan jelas. Ia mengemukakan bahwa bahasa adalah fenomena sosial yang tergantung pada komunitas bahasa.
4. Keluarga Permainan Bahasa (Language-game Family):
Konsep: Wittgenstein mengajukan konsep bahwa permainan bahasa terkait dan membentuk "keluarga permainan bahasa." Meskipun permainan-permainan bahasa berbeda, mereka memiliki kesamaan dalam hubungan makna dan penggunaan.
Argumen: Ia menggunakan konsep ini untuk menunjukkan kompleksitas penggunaan bahasa dan bagaimana makna kata-kata dapat berubah tergantung pada permainan bahasa tertentu.
5. Norma-norma Sosial dalam Bahasa:
Konsep: Wittgenstein menggarisbawahi peran norma-norma sosial dalam pembentukan makna dan penggunaan kata-kata. Norma-norma ini membentuk peraturan-peraturan dalam komunitas bahasa.
Argumen: Ia berargumen bahwa norma-norma sosial yang mengatur permainan bahasa merupakan faktor penting dalam menjaga konsistensi dan stabilitas makna kata-kata.
6. Analisis Terhadap Konsep Filosofis:
Konsep: Wittgenstein menganalisis berbagai konsep filosofis seperti arti, tujuan, keyakinan, dan penalaran. Ia merenungkan bagaimana penggunaan bahasa dapat mengungkapkan aspek-aspek makna yang terkait dengan konteks tertentu.
Argumen: Dalam analisisnya terhadap konsep-konsep ini, Wittgenstein menunjukkan bahwa pemahaman terhadap kata-kata dan konsep-konsep filosofis bergantung pada konteks dan cara penggunaannya dalam bahasa permainan tertentu.
Dalam "Philosophical Investigations," Wittgenstein berusaha untuk memperluas pandangan kita terhadap bahasa, makna, dan realitas dengan menekankan peran penggunaan bahasa dalam konteks praktis dan sosial. Melalui argumen-argumen ini, ia merespon beberapa masalah yang ada dalam filsafat tradisional dan mengajak pembaca untuk memeriksa cara kita memahami bahasa dan dunia.