5. Bagian 5: Bagian ini membahas tentang fungsi dari proposisi etika dan estetika. Wittgenstein mengemukakan bahwa proposisi etika dan estetika bukanlah proposisi ilmiah, melainkan ungkapan perasaan dan penilaian. Ia juga membahas konsep tentang "realitas sejati" dan hubungannya dengan realitas empiris.
6. Bagian 6: Wittgenstein menjelaskan hubungan antara bahasa, dunia, dan pikiran. Ia membahas masalah kebebasan dan penjelasan tentang konsep-konsep filosofis yang berkaitan dengan realitas dan bahasa. Bagian ini mencoba menemukan keseimbangan antara konsep-konsep filosofis dan realitas yang dapat dinyatakan melalui bahasa.
7. Bagian 7: Bagian terakhir mengarahkan pembaca pada gagasan tentang hal-hal yang tidak dapat diungkapkan melalui bahasa. Wittgenstein menyimpulkan bahwa ada hal-hal yang lebih dalam dari kata-kata, dan ia mengajukan konsep "misteri". Pada akhirnya, ia mengeksplorasi ide keheningan sebagai bentuk komunikasi yang mendalam.
Setiap bagian di dalam "Tractatus Logico-Philosophicus" memiliki uraian proposisi-proposisi yang terstruktur dan terkait satu sama lain. Buku ini menciptakan alur pemikiran yang mengarahkan pembaca untuk merenungkan hubungan antara bahasa, realitas, dan pemikiran filosofis. Meskipun buku ini menggunakan pendekatan yang sangat formal dan logis, tujuannya adalah untuk merangsang pemikiran mendalam tentang hakikat dunia dan kemampuan bahasa untuk merepresentasikannya.
KONSEP-KONSEP UTAMA
"Tractatus Logico-Philosophicus" mengajukan sejumlah konsep-konsep utama yang membentuk dasar pemikiran Wittgenstein tentang bahasa, realitas, dan filosofi secara umum. Di bawah ini adalah beberapa konsep utama yang dijelaskan dalam buku tersebut:
- Proposisi dan Fakta:
Konsep: Wittgenstein berpendapat bahwa bahasa digunakan untuk menyatakan proposisi, yang merupakan gambaran dari fakta dalam dunia.
Contoh: Proposisi "Bola merah adalah objek bulat berwarna merah" menggambarkan fakta bahwa ada objek yang bulat dan berwarna merah yang disebut bola merah.
- Penggambaran (Picturing):
Konsep: Bahasa memiliki kemampuan "menggambarkan" realitas. Proposisi dalam bahasa adalah gambaran atau representasi dunia.
Contoh: Proposisi "Matahari terbit di timur" menciptakan gambaran dalam pikiran kita tentang bagaimana matahari muncul di arah timur saat pagi hari.
- Logika dan Hubungan Logis:
Konsep: Wittgenstein membahas hubungan logis antara proposisi. Hubungan logis memainkan peran penting dalam struktur bahasa dan pemahaman.