PENDAHULUAN
"Tractatus Logico-Philosophicus" adalah karya monumental yang ditulis oleh Ludwig Wittgenstein pada tahun 1921. Buku ini memiliki pendekatan yang sangat unik terhadap filosofi, menggabungkan pemikiran tentang bahasa, logika, dan realitas. Karya ini menggambarkan pemikiran Wittgenstein pada periode awal hidupnya, di mana dia berusaha mengatasi masalah-masalah filosofis dengan cara yang sangat terstruktur dan formal.
Buku ini terdiri dari sejumlah proposisi yang disajikan dalam bentuk uraian yang pendek dan logis. Wittgenstein menggunakan pendekatan bahasa formal untuk menyajikan pemikirannya, mirip dengan cara matematika digunakan untuk merumuskan proposisi dalam logika. Buku ini mengarahkan pembaca untuk mempertimbangkan hubungan antara bahasa dan realitas, serta bagaimana bahasa dapat merepresentasikan realitas.
Salah satu aspek penting dari "Tractatus" adalah konsep representasi melalui bahasa. Wittgenstein mengajukan gagasan bahwa bahasa memiliki struktur yang merefleksikan struktur realitas, dan proposisi dalam bahasa menggambarkan fakta-fakta dalam dunia. Dia mengatakan bahwa "Batas bahasa adalah batas dunia kita." Dengan kata lain, kita hanya dapat mengatakan hal-hal yang dapat direpresentasikan dalam bahasa.
Buku ini juga mengajukan konsep tentang batas-batas pemikiran dan filosofi itu sendiri. Wittgenstein berpendapat bahwa banyak masalah filosofis timbul dari penyalahgunaan bahasa dan kebingungan tentang batasan-batasan penggunaan kata-kata. Dia berusaha untuk "membatasi pemikiran kita dengan batas pemikiran," mengingatkan kita untuk hanya memikirkan hal-hal yang dapat diungkapkan dalam bahasa yang tepat.
Namun, buku ini juga telah dikenal karena kompleksitasnya. Gaya tulis Wittgenstein yang kering dan formal, serta struktur proposisi yang rumit, membuatnya sulit diakses oleh pembaca awam. Banyak pembaca menghadapi tantangan dalam memahami keseluruhan argumen dan implikasi filosofis yang terkandung di dalamnya.
BIOGRAFI
Ludwig Wittgenstein adalah seorang filsuf kelahiran 26 April 1889 di Wina, Austria-Hongaria (sekarang Wina, Austria), dan dia merupakan salah satu tokoh paling berpengaruh dalam sejarah pemikiran filosofis modern. Kehidupannya yang penuh perjalanan dan transformasi pemikiran mencerminkan kompleksitas pemikiran filosofis yang diajukan dalam karyanya, terutama dalam "Tractatus Logico-Philosophicus."
Wittgenstein lahir dalam keluarga kaya dan berpengaruh. Ayahnya, Karl Wittgenstein, adalah seorang industrialis kaya dan seorang kolektor seni. Keluarganya memiliki latar belakang budaya Yahudi, meskipun mereka kemudian masuk agama Katolik. Wittgenstein adalah anak bungsu dari sembilan bersaudara. Kehidupan keluarganya penuh dengan tekanan budaya dan harapan untuk sukses.
Pada awalnya, Wittgenstein menunjukkan minat pada teknik dan ilmu alam. Ia belajar teknik mesin di Berlin dan Manchester, tetapi minatnya segera berpindah ke filosofi dan matematika. Dia mulai merenungkan tentang masalah filosofis dan konsep-konsep bahasa selama masa ini.
Pada tahun 1911, Wittgenstein pergi ke Cambridge, Inggris, untuk belajar di bawah bimbingan filosof berpengaruh, yaitu Bertrand Russell. Selama di Cambridge, Wittgenstein mengembangkan gagasan-gagasan awalnya yang kemudian menjadi inti dari "Tractatus Logico-Philosophicus." Dia berfokus pada hubungan antara bahasa, logika, dan realitas, yang membawanya pada konsep pemikiran terstruktur yang dia jelaskan dalam karyanya.