Mohon tunggu...
masbahur roziqi
masbahur roziqi Mohon Tunggu... -

aku adalah orang yang sangat suka menulis. menulis dan menulis

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Mencari Rayap Rayap Proyek Mess Santri

19 Desember 2014   04:45 Diperbarui: 17 Juni 2015   14:59 209
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Menurut dia, saat penyerahan bangunan, pihaknya juga melakukan pengecekan dengan ketat. Ketika kontraktor menyerahkan proyek ke panitia penerima hasil pembangunan (PPHP), kemudian diserahkan ke PPK, dia tidak menerima secara mentah-mentah.

PPK melakukan cek kondisi bangunan dan berkonsultasi dengan konsultan untuk memastikan bahwa proyek itu berjalan sesuai prosedur. “semuanya sudah berjalan baik dan tidak ada yang salah,” katanya.

Setelah diterima PPK, gedung itu diserahkan ke kuasa pengguna anggaran (KPA). Yaitu kepala kanwil kemenag Jatim.

Terkait dengan kerusakan bangunan menurut Hakim, hal itu terjadi karena waktu pembangunan cukup singkat. Pembangunan dilakukan hanya dalam waktu empat bulan, September-Desember. Selain itu, saat pembangunan dilakukan, kondisi cuaca cukup panas sehingga memengaruhi fisik bangunan.

Kerusakan terjadi bukan karena material bangunan yang salah. Pria yang juga menjabat kasi kurikulum dan evaluasi pendidikan madrasah (Penma) kanwil kemenag Jatim itu menyatakan material yang digunakan seperti semen, pasir, batu, keramik, dan bahan yang lain sudah sesuai dengan standar yang ditetapkan. Tidak ada yang dikurangi.

Menurut dia, kerusakan sebenarnya terjadi di luar masa pemeliharaan. Namun, kontraktor pelaksana masih mau bertanggung jawab dan melakukan perbaikan pada bagian yang rusak. Namun, ketika ada pemeriksaan dari tim forensik UB Malang bersama kejaksaan tinggi (kejati) Jatim, perbaikan itu dihentikan.

Rencananya kata Hakim, gedung bercat hijau itu digunakan sebagai tempat penguatan dan peningkatan kemampuan santri dan siswa madrasah. Selain mess, di dalamnya terdapat aula dan ruangan untuk laboratorium. Namun, ruang lab masih menunggu peralatan yang dibutuhkan sehingga belum bisa langsung digunakan.

Bagi siswa madrasah atau santri yang belum mempunyai lab yang memadai , mereka bisa datang dan melakukan praktikum di lab tersebut. Selain itu, pihaknya akan menggunakan salah satu ruang untuk pelatihan keterampilan. Misalnya, pelatihan menjahit dan tata busana.

Kepala Kanwil kemenag Jatim, Mahfudh Shodar menyatakan pembangunan mess santri itu dilakukan pada 2013. Saat itu dia masih menjabat kabid penma kanwil kemenag Jatim. Dia baru dilantik pada 20 Februari 2014. “Saat itu saya belum jadi kepala,” ucapnya.

Terkait dengan kondisi mess, dia masih menunggu hasil uji forensi yang dilakukan UB Malang. Dia tidak mau banyak berkomentar sebelum hasil forensik keluar. “Kita tunggu saja dulu,” terangnya. (Tim JP/IB)

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun