Setiap makanan dan minuman kemasan yang dijual, biasanya mengandung label gizi di bagian belakang kemasan, dengan menampilkan zat gizi makro seperti karbohidrat, protein, dan lemak, juga beberapa mikronutrien tertentu, seperti sodium/natrium.
Selain itu, biasanya para pelaku usaha akan mempertebal jenis bahan makanan tertentu yang bisa menyebabkan alergi dengan bold text misalnya kedelai, gluten, susu, udang, dan sebagainya, sebagai upaya pemenuhan hak konsumen untuk mengetahui komposisi bahan pada pangan olahan yang akan dikonsumsi.
Adanya label gizi pada kemasan merupakan salah satu keuntungan dan kesempatan yang bisa digunakan untuk memudahkan kita dalam menakar sudah berapa banyak konsumsi zat gizi tertentu yang perlu dibatasi, seperti gula dan garam dalam satu hari.
Cara membaca label gizi cukup mudah, apalagi untuk kemasan sekali makan, yang mana informasi nilai gizi yang tertera pada kemasan sudah sesuai dengan apa yang kita konsumsi, seperti pada mie instan, mie gelas, snack ukuran small, minuman sachet, satu kotak susu maupun teh, dan lainnya.
Berbeda dengan pangan kemasan ukuran medium atau large, yang mana informasi gizi yang tercantum disesuaikan dengan takaran saji yang dianjurkan, bukan pada berat bersih keseluruhan pangan.
Misalnya pada kecap manis ukuran 720 gram dengan merk B, yang mencantumkan informasi nilai gizi per 20 gram atau 1 sdm, sehingga dalam penggunannya kemungkinan bisa lebih ataupun kurang, misalnya kita menggunakan 2 sdm atau 40 gram, berarti pada masing-masing kandungan gizi perlu dikali 2 untuk mengetahui jumlah kandungan gizi sebenarnya, begitu pula untuk kelipatan-kelipatan selanjutnya.
Saat di mini market, biasanya produk ditata sedemikian rapi dan berkelompok, ada kelompok mie instan, kelompok kecap manis, kelompok minuman sachet, kelompok susu, dan sebagainya.
Tugas kita memang cukup sulit, selain pertimbangan dari segi harga, apakah sesuai kantong atau tidak, juga ada tugas tambahan yakni membandingkan mana kadar natrium yang lebih rendah dari dua atau lebih produk pangan yang sama.
Hal ini bisa dilakukan bertahap, misalnya untuk belanja di bulan ini cukup menganalisis dan membandingkan kandungan natrium pada mie instan saja, kemudian untuk bulan selanjutnya ganti menganalisis pada kelompok minuman kemasan, dan seterusnya.
Atomic Habit di keluarga kami
Ada beberapa kebiasaan kecil di keluarga kami yang cukup berhubungan dengan bahasan artikel kali ini, memang masih jauh dari tahap sempurna, namun saya tetap bersyukur, setidaknya bisa berbagi kepada para pembaca.
Tidak menerapkan morning tea
Di keluarga kami, tidak menerapkan morning tea ataupun morning coffee sebagai pembuka aktivitas di pagi hari, dan kebiasaan ini sudah terjadi sejak saya kecil hingga dewasa ini. Orang tua, keduanya adalah sama-sama pekerja dan jam 7 pagi sudah harus berada di kantor masing-masing.