Ujian SIM memang cukup sulit, ada tes computer dengan soal seputar lalu lintas, juga ada tes praktik dengan berbagai tantangan, yang paling saya ingat adalah saat berada di angka 8 dan harus diulang sebanyak 3 kali, tentu keseimbangan dan kemampuan benar-benar diuji, apalagi ada petugas polisi yang mengawasi, tentu akan menambah grogi. Lalu bagaimana dengan istilah nembak ini, apakah praktiknya legal dan sudah membudaya di Indonesia?.
Saya akan menjawab sesuai opini saya, dan saya berada di posisi tidak membenarkan juga tidak menyalahkan, hal ini adalah pililhan dan tanggungjawab masing-masing atas Keputusan yang diambil. Tentu secara hukum nembak adalah praktik korupsi yang akan mencemari integritas kepolisian juga integritas diri sendiri.
Tidak hanya itu, banyaknya kasus kecelakaan bisa jadi disebabkan karena pengemudi kurang kompeten dalam mengemudi, atau pengemudi hasil nembak SIM. Saat ini mungkin pengemudi bisa berleha-leha dimanapun dan kapanpun pergi dengan SIM hasil nembak, tetapi keselamatan di jalan raya tentu menjadi tanggungjawab diri sendiri.
Hindari Jam Rawan Kejahatan Saat Berkendara Roda Dua
Penting juga untuk menghindari berpergian di jam rawan, utamanya di jam 9 malam ke atas hingga subuh tiba, hal ini diupayakan guna menghindari tindakan criminal di sekitar kita, apalagi untuk kaum perempuan, yang sering menjadi target kejahatan.
Tidak seperti mobil yang memiliki pelindung, ada pintu dan penutup kaca depan dan belakang sebagai pembatas dari lingkungan luar, sedangkan motor tidak memiliki pelindung tersebut, motor hanya mengandalkan helm, sepatu, jaket, sebagai pelindung. Oleh karena itu, penting untuk menghindari jam rawan kejahatan juga titik-titik sepi dan minim penerangan saat berpergian demi keselamatan.
Pernah ada percobaan begal pada salah satu tetangga saya, seorang laki-laki usia 45 tahun, yang berprofesi sebagai tukang sayur keliling, yang mana dituntut untuk belanja sayur tengah malam, agar pagi harinya bisa berkeliling menjajakan sayur-mayurnya. Saat itu, sekitar pukul 02.00 pagi, dimana beliau telah selesai berbelanja, memang jarak rumah dengan pasar cukup jauh dan harus melewati hutan jati minim penerangan.Â
Beliau bertutur bahwa ada sekelompok pemuda yang sedang berhenti di tengah-tengah jalan hutan jati dan mencoba menghentikan laju sepeda motornya, benar saja mereka meminta uang, tanpa basa basi tetangga saya langsung melemparnya uang 50.000 ribu sambil setelahnya melaju dengan kecepatan tinggi, beruntung tidak ada praktik senjata tajam, dan beliau dapat selamat sampai rumah.Â
Tubuh Harus Prima, Butuh Fokus Saat di JalanÂ
Poin terakhir adalah selalu memastikan kondisi tubuh tetap fit saat berkendara, jika ngantuk atau capek di tengah-tengah perjalanan sebaiknya segera istirahat dulu di rest area, jangan memaksakan yang bisa berujung bahaya. Begitu pula saat tubuh sedang kurang sehat, sebaiknya dapat ditunda untuk berkendara atau dapat meminta keluarga mengantarkan ke tempat tujuan.
Berkendara sepeda motor harus fokus selama perjalanan, tentu saat dijalan jika ada telepon penting berbunyi sebaiknya dapat segera menepi dan berhenti, daripada terus melaju yang mana fokus akan terbagi dua.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H