Mohon tunggu...
Zida Sinata Milati
Zida Sinata Milati Mohon Tunggu... Freelancer - Freelancer, Content Creator, Writer

Seorang freelancer yang menyenangi dunia content creator dan kepenulisan

Selanjutnya

Tutup

Diary Pilihan

Terjadi Lagi, Kecelakaan Saat Berkendara Roda Dua, Apakah Naik Motor Se-Berisiko Itu?

26 Juli 2024   10:44 Diperbarui: 26 Juli 2024   10:44 142
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi jatuh dari motor | homecare24.id

Baru-baru ini kabar duka datang dari salah satu public figure, Yitta Dali Wassink yang meninggal akibat kecelakaan tunggal saat berkendara sepeda motor, beliau meninggalkan istri, Jennifer Coppen, dan putri kecilnya, Kamari Sky Wassink yang saat ini berusia 11 bulan. Berita duka ini sempat menghebohkan jagat maya, bahkan sempat trending X dan FYP Tiktok, banyak artis dan public figure lain yang merasa kehilangan atas kepergian Papa Dali, bahkan masyarakat awam pun termasuk saya turut berbela sungkawa atas apa yang terjadi.

Betapa tidak, Papa Dali kerap membagikan kebersamaan hangatnya bersama putri kecilnya melalui akun tiktok pribadinya, mulai dari memasakkannya MP-ASI, menyuapinya makan, melatihnya berjalan, mengajak bermain, menjaganya saat Mamari sedang sibuk yang terkadang ada saja tingkah lucu baik dari Papa Dali juga Kamari. Hal ini tentu menjadi perhatian netizen, bahkan banyak yang dibuat menangis karenanya, melihat ketulusan hubungan ayah dan anak, yang saat ini terpisahkan oleh kematian.

Hal ini mengingatkan saya akan duka 4 tahun silam, kehilangan sosok ayah yang kerap menjadi pelindung putrinya bahkan saat sang putri telah menginjak dewasa sekalipun. Ayah meninggal karena kecelakaan motor di tahun 2021, akibat tertabrak truk saat akan pergi berangkat bekerja. Saat itu, sempat dibawa ke puskesmas terdekat untuk diberikan pertolongan pertama sebelum dirujuk ke rumah sakit. Namun takdir berkata lain, Ayah meninggal di rumah sakit setelah didiagnosis adanya pendarahan otak akibat benturan hebat.

Tentu kematian memang takdir Tuhan yang tidak dapat diketahui dan dihindari, kita harus siap dimanapun dan kapanpun sewaktu-waktu nyawa yang dipinjamkan Tuhan sudah habis masanya. Kematian memang akan menimbulkan duka dan luka, apalagi jika terjadi pada orang terdekat, ditambah kematiannya bersifat tiba-tiba, seperti akibat kecelakaan yang mungkin tidak ada pertanda sebelumnya.

Lantas dari kedua kasus duka tersebut, apa bisa disimpulkan bahwa mengendarai sepeda motor memang berisiko dan memiliki tingkat keamanan rendah, dan seperti apakah seharusnya standar keamanan dalam berkendara utamanya roda dua, apakah pemerintah perlu memberikan aturan ketat dari sisi pengemudi juga fisik motornya?

Bolehkan Anak Sekolah Mengendarai Motor Sendiri?

Banyak saya lihat, anak sekolah bahkan dari usia sekolah dasar sekalipun, sudah diberikan kebebasan oleh orang tuanya untuk mengendarai sepeda motor. Bukan bermaksud iri atau apa, namun saya hanya khawatir, kebebasan yang orang tua berikan, nantinya akan memberikan mudharat bagi si anak.

Tentu sebagai orang tua sudah bisa memberikan penilaian kepada anaknya masing-masing, apakah anak sudah bisa diberikan tanggungjawab berkendara atau belum, apakah anak-anak benar sudah menguasai teknik berkendara yang benar, baik saat di belokan, saat menyalip, saat menyebrang jalan, dan sebagainya.

Meskipun dalam beberapa kasus, anak usia SMA memang dituntut untuk mengendari motor sendiri ke sekolah, karena kesibukan orang tua, namun orang tua tetap harus membekalinya dengan skill dasar berkendara, memberi extra pengawasan terutama dalam hal jarak tempuh, perlengkapan berkendara, juga cek kesehatan mesin motor secara rutin.

Sudah menjadi rahasia umum, bahwa di jalan raya dituntut untuk dapat berpikir cepat dan tepat, sehingga kedewasaan usia juga akan mempengaruhi kemampuan tersebut, ditambah usia minimal membuat SIM, Surat Izin Mengemudi, adalah di usia 17 tahun, sebagai syarat legal diperbolehkannya berkendara di jalan raya. Sehingga sebisa mungkin anak baru boleh mengendarai motor sendiri setelah memasuki usia tersebut dan mendapatkan surat izin mengemudi dari kepolisian.

Bekali Anak dengan Skill Dasar Berkendara

Saat anak sudah menginjak kelas SMA, sepertinya adalah waktu yang tepat untuk mulai belajar dan dikenalkan cara mengemudikan motor dengan baik dan benar, saya rasa tingkat kesulitannya lebih rendah daripada saat belajar mobil. Meskipun jika jatuh tetap akan ada rasa sakit dan trauma.

Namun, jika anak sudah terbiasa mengendarai sepeda, tentu akan membuatnya semakin cepat untuk bisa menguasai skill dasar dalam berkendara sepeda motor. Saya dulu belajar bersama Ayah, beliau cukup sabar dalam mengajarkanku. Saat itu pertama kali latihan di lapangan lebar tanpa ada haluan, sebelumnya dijelaskan beberapa fitur motor dan cara menghidupkannya, baru setelah itu latihan menstabilkan gas dan rem, latihan di jalan lurus dan berbelok-belok.

Setelah latihan di lapangan dirasa sudah mumpuni, selanjutnya berganti medan di jalanan sepi perkampungan, untuk latihan berbelok, menyalip, dan bagaimana berkendara dengan banyak motor di sekitar kita, untuk selanjutnya bisa dilanjut berlatih di jalan raya.

Ada satu nasehat ayah yang sampai saat ini saya terapkan adalah tidak mengemudikan kecepatan motor lebih >60 km/jam, dengan alasan kecepatan di atas itu tentu akan berbahaya dan tidak bisa dikendalikan saat ada situasi dadakan di luar kendali kita, seperti tiba-tiba ada orang menyebrang jalan, ada kendaraan yang akan masuk lajur dan sebagainya.

Namun nyatanya, orang yang sudah berkendara dengan kecepatan rendah sekalipun, dengan memakai helm dan sepatu lengkap, nyatanya juga bisa berisiko untuk menjadi korban dalam kecelakaan. Setidaknya kita tetap berwaspada dan punya ikhtiar.

Motor's Stuff

"Pakailah Helm Ber-SNI", mungkin slogan ini sudah banyak kita dengar sebelumnya, pemerintah memberikan aturan standar dalam pemilihan dan pemakaian helm saat berkendara sehari-hari, tidak hanya yang memiliki logo SNI saja, namun juga harus memiliki komponen lengkap seperti tali pengait pada dagu, juga kaca depan pelindung wajah. Percuma helm logo SNI namun tidak memiliki komponen lengkap, misalnya tali pengait sudah lepas, ya sama saja dapat membahayakan kepala saat jatuh.

Tidak hanya kepala saja yang harus dilindungi, namun organ tubuh lain juga perlu perlindungan yang sama seperti pemakaian jaket, sepatu tertutup, dan sarung tangan. Setidaknya ada pelindung luar sebelum benar-benar menyentuh kulit.

Cek Performa Sepeda Motor Rutin

Saya pernah jatuh dari motor saat jalanan sedang licin akibat guyuran hujan yang cukup deras, ditambah ban motor memang sedang kempes dan saya abai tidak menambah angin, beruntung saat itu kecepatan berkendara saya rendah dan jalanan termasuk sepi, sehingga tidak menimbulkan luka serius.

Dari pengalaman tersebut, saya belajar bahwa ternyata cek kondisi motor sangat perlu dilakukan untuk keselamatan di jalan selain perlengkapan berkendara, seperti helm, jaket, dan sepatu. Sepeda motor  penting di cek kelayakannya, mulai dari komponen yang terlihat dari luar, seperti ban motor juga lampu dekat jauh yang penting digunakan saat di malam hari sebagai sumber cahaya.

Tidak hanya komponen luar yang perlu diperhatikan, namun permesinan yang tidak terlihat sekalipun juga perlu untuk dilakukan pengecekan, apakah gas dan rem berfungsi normal, apakah starter matic masih juga berfungsi normal, begitu pula pada klakson dan juga lampu, apakah juga masih bersuara keras dan menyala terang, sebagai indikator kesehatan AKI motor. 

Tes SIM Susah, Jurus Jitunya Pake Nembak?

Di Indonesia sendiri sudah ada dasar hukum yang mengatur tentang kewajiban administrasi dan kelayakan mengemudi berupa SIM, diatur dalam UU pasal 77 ayat 1 no. 23 tentang Lalu Lintas dan Angkutan Umum, dimana SIM adalah surat wajib yang harus dimiliki dan dibawa kemanapun setiap berkendara. Maka tidak jarang, ada saja razia SIM yang dilakukan oleh polisi lalu lintas untuk menyidak siapa saja yang belum tertib aturan.

Namun apakah SIM memang valid terhadap kemampuan yang dimiliki si pengemudi, jawabnya tergantung, kalau memang si pengemudi melakukan tes SIM berulang kali sampai lolos, berarti benar valid adanya, tetapi saat ini, bahkan sudah menjadi rahasia umum, bahwa SIM dapat dimiliki meskipun tanpa melakukan tes, istilahnya nembak, pengemudi akan dimintai uang dan nantinya tinggal tunggu terima beres.

Ujian SIM memang cukup sulit, ada tes computer dengan soal seputar lalu lintas, juga ada tes praktik dengan berbagai tantangan, yang paling saya ingat adalah saat berada di angka 8 dan harus diulang sebanyak 3 kali, tentu keseimbangan dan kemampuan benar-benar diuji, apalagi ada petugas polisi yang mengawasi, tentu akan menambah grogi. Lalu bagaimana dengan istilah nembak ini, apakah praktiknya legal dan sudah membudaya di Indonesia?.

Saya akan menjawab sesuai opini saya, dan saya berada di posisi tidak membenarkan juga tidak menyalahkan, hal ini adalah pililhan dan tanggungjawab masing-masing atas Keputusan yang diambil. Tentu secara hukum nembak adalah praktik korupsi yang akan mencemari integritas kepolisian juga integritas diri sendiri.

Tidak hanya itu, banyaknya kasus kecelakaan bisa jadi disebabkan karena pengemudi kurang kompeten dalam mengemudi, atau pengemudi hasil nembak SIM. Saat ini mungkin pengemudi bisa berleha-leha dimanapun dan kapanpun pergi dengan SIM hasil nembak, tetapi keselamatan di jalan raya tentu menjadi tanggungjawab diri sendiri.

Hindari Jam Rawan Kejahatan Saat Berkendara Roda Dua

Penting juga untuk menghindari berpergian di jam rawan, utamanya di jam 9 malam ke atas hingga subuh tiba, hal ini diupayakan guna menghindari tindakan criminal di sekitar kita, apalagi untuk kaum perempuan, yang sering menjadi target kejahatan.

Tidak seperti mobil yang memiliki pelindung, ada pintu dan penutup kaca depan dan belakang sebagai pembatas dari lingkungan luar, sedangkan motor tidak memiliki pelindung tersebut, motor hanya mengandalkan helm, sepatu, jaket, sebagai pelindung. Oleh karena itu, penting untuk menghindari jam rawan kejahatan juga titik-titik sepi dan minim penerangan saat berpergian demi keselamatan.

Pernah ada percobaan begal pada salah satu tetangga saya, seorang laki-laki usia 45 tahun, yang berprofesi sebagai tukang sayur keliling, yang mana dituntut untuk belanja sayur tengah malam, agar pagi harinya bisa berkeliling menjajakan sayur-mayurnya. Saat itu, sekitar pukul 02.00 pagi, dimana beliau telah selesai berbelanja, memang jarak rumah dengan pasar cukup jauh dan harus melewati hutan jati minim penerangan. 

Beliau bertutur bahwa ada sekelompok pemuda yang sedang berhenti di tengah-tengah jalan hutan jati dan mencoba menghentikan laju sepeda motornya, benar saja mereka meminta uang, tanpa basa basi tetangga saya langsung melemparnya uang 50.000 ribu sambil setelahnya melaju dengan kecepatan tinggi, beruntung tidak ada praktik senjata tajam, dan beliau dapat selamat sampai rumah. 

Tubuh Harus Prima, Butuh Fokus Saat di Jalan 

Poin terakhir adalah selalu memastikan kondisi tubuh tetap fit saat berkendara, jika ngantuk atau capek di tengah-tengah perjalanan sebaiknya segera istirahat dulu di rest area, jangan memaksakan yang bisa berujung bahaya. Begitu pula saat tubuh sedang kurang sehat, sebaiknya dapat ditunda untuk berkendara atau dapat meminta keluarga mengantarkan ke tempat tujuan.

Berkendara sepeda motor harus fokus selama perjalanan, tentu saat dijalan jika ada telepon penting berbunyi sebaiknya dapat segera menepi dan berhenti, daripada terus melaju yang mana fokus akan terbagi dua.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Diary Selengkapnya
Lihat Diary Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun