Mohon tunggu...
Zida Sinata Milati
Zida Sinata Milati Mohon Tunggu... Freelancer - Freelancer, Content Creator, Writer

Seorang freelancer yang menyenangi dunia content creator dan kepenulisan

Selanjutnya

Tutup

Diary Pilihan

Terjadi Lagi, Kecelakaan Saat Berkendara Roda Dua, Apakah Naik Motor Se-Berisiko Itu?

26 Juli 2024   10:44 Diperbarui: 26 Juli 2024   10:44 145
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi jatuh dari motor | homecare24.id

Namun, jika anak sudah terbiasa mengendarai sepeda, tentu akan membuatnya semakin cepat untuk bisa menguasai skill dasar dalam berkendara sepeda motor. Saya dulu belajar bersama Ayah, beliau cukup sabar dalam mengajarkanku. Saat itu pertama kali latihan di lapangan lebar tanpa ada haluan, sebelumnya dijelaskan beberapa fitur motor dan cara menghidupkannya, baru setelah itu latihan menstabilkan gas dan rem, latihan di jalan lurus dan berbelok-belok.

Setelah latihan di lapangan dirasa sudah mumpuni, selanjutnya berganti medan di jalanan sepi perkampungan, untuk latihan berbelok, menyalip, dan bagaimana berkendara dengan banyak motor di sekitar kita, untuk selanjutnya bisa dilanjut berlatih di jalan raya.

Ada satu nasehat ayah yang sampai saat ini saya terapkan adalah tidak mengemudikan kecepatan motor lebih >60 km/jam, dengan alasan kecepatan di atas itu tentu akan berbahaya dan tidak bisa dikendalikan saat ada situasi dadakan di luar kendali kita, seperti tiba-tiba ada orang menyebrang jalan, ada kendaraan yang akan masuk lajur dan sebagainya.

Namun nyatanya, orang yang sudah berkendara dengan kecepatan rendah sekalipun, dengan memakai helm dan sepatu lengkap, nyatanya juga bisa berisiko untuk menjadi korban dalam kecelakaan. Setidaknya kita tetap berwaspada dan punya ikhtiar.

Motor's Stuff

"Pakailah Helm Ber-SNI", mungkin slogan ini sudah banyak kita dengar sebelumnya, pemerintah memberikan aturan standar dalam pemilihan dan pemakaian helm saat berkendara sehari-hari, tidak hanya yang memiliki logo SNI saja, namun juga harus memiliki komponen lengkap seperti tali pengait pada dagu, juga kaca depan pelindung wajah. Percuma helm logo SNI namun tidak memiliki komponen lengkap, misalnya tali pengait sudah lepas, ya sama saja dapat membahayakan kepala saat jatuh.

Tidak hanya kepala saja yang harus dilindungi, namun organ tubuh lain juga perlu perlindungan yang sama seperti pemakaian jaket, sepatu tertutup, dan sarung tangan. Setidaknya ada pelindung luar sebelum benar-benar menyentuh kulit.

Cek Performa Sepeda Motor Rutin

Saya pernah jatuh dari motor saat jalanan sedang licin akibat guyuran hujan yang cukup deras, ditambah ban motor memang sedang kempes dan saya abai tidak menambah angin, beruntung saat itu kecepatan berkendara saya rendah dan jalanan termasuk sepi, sehingga tidak menimbulkan luka serius.

Dari pengalaman tersebut, saya belajar bahwa ternyata cek kondisi motor sangat perlu dilakukan untuk keselamatan di jalan selain perlengkapan berkendara, seperti helm, jaket, dan sepatu. Sepeda motor  penting di cek kelayakannya, mulai dari komponen yang terlihat dari luar, seperti ban motor juga lampu dekat jauh yang penting digunakan saat di malam hari sebagai sumber cahaya.

Tidak hanya komponen luar yang perlu diperhatikan, namun permesinan yang tidak terlihat sekalipun juga perlu untuk dilakukan pengecekan, apakah gas dan rem berfungsi normal, apakah starter matic masih juga berfungsi normal, begitu pula pada klakson dan juga lampu, apakah juga masih bersuara keras dan menyala terang, sebagai indikator kesehatan AKI motor. 

Tes SIM Susah, Jurus Jitunya Pake Nembak?

Di Indonesia sendiri sudah ada dasar hukum yang mengatur tentang kewajiban administrasi dan kelayakan mengemudi berupa SIM, diatur dalam UU pasal 77 ayat 1 no. 23 tentang Lalu Lintas dan Angkutan Umum, dimana SIM adalah surat wajib yang harus dimiliki dan dibawa kemanapun setiap berkendara. Maka tidak jarang, ada saja razia SIM yang dilakukan oleh polisi lalu lintas untuk menyidak siapa saja yang belum tertib aturan.

Namun apakah SIM memang valid terhadap kemampuan yang dimiliki si pengemudi, jawabnya tergantung, kalau memang si pengemudi melakukan tes SIM berulang kali sampai lolos, berarti benar valid adanya, tetapi saat ini, bahkan sudah menjadi rahasia umum, bahwa SIM dapat dimiliki meskipun tanpa melakukan tes, istilahnya nembak, pengemudi akan dimintai uang dan nantinya tinggal tunggu terima beres.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Diary Selengkapnya
Lihat Diary Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun