Misteri kematian Jeong Ji-man
Jeong Ji-an berada di kantor polisi atas insiden penyerangannya terhadap laki-laki yang masuk di kamar mandi wanita dan berusaha melecehkan seorang wanita incarannya. Melihat kejadian itu, Jeong Ji-an berusaha membantu si wanita dengan bekal bela diri yang ia miliki. Akhirnya mereka memutuskan untuk berdamai dengan syarat memanggil wali masing-masing.
Namun nyatanya panggilan telepon yang ditujukan kepada pamannya Jeong Ji-man harus berakhir di tangan polisi, karena Jeong Ji-man dinyatakan meninggal dunia akibat bunuh diri di kamar mandi rumahnya. Â
Akhirnya Jeong Ji-an memutuskan pulang ke kampung halamannya untuk mengadakan pemakaman pamannya, satu-satunya keluarga yang ia miliki. Setelah melihat jasad pamannya, Jeong ji-an merasakan adanya keanehan. Jika dari laporan polisi, Jeong Ji-man meninggal karena bunuh diri, tapi mengapa ada luka sayat di leher yang cukup dalam, seakan-akan ini bukanlah perbuatan pamannya sendiri.
Jeong Ji-an pulang ke rumah pamannya untuk mencari foto pemakaman yang belum ada, betapa beruntungnya Jeong Ji-an bertemu dengan Bae Jeong-min, teman masa kecilnya, juga kolega Jeong Ji-man, pekerja paruh waktu yang betugas untuk merombak situs web penjualan selang agrikultur milik pamannya.
Bae Jongmin merasa iba atas Jeong Ji-an yang sendirian ditinggal pergi oleh Jeong Ji-man, sehingga ia berusaha membantu sebisanya, yakni membantu mencetakkan foto dan membersihkan kamar mandi tempat meninggalnya Jeong Ji-man, dan menemukan ponsel milik Jeong Ji-man.
Setelah itu, Jeong Ji-an kembali lagi ke tempat pemakaman dan sibuk menerima tamu-tamu asing dimatanya, ia dibantu oleh beberapa teman dekat pamannya.
Kebenaran yang tersembunyi
Upacara pemakaman selesai, Jeong Ji-an kembali pulang ke rumahnya yang nampak semakin hampa atas kepergian pamannya, meski pamannya adalah orang yang dingin, namun ia yakin bahwa pamannya adalah orang yang tulus dan sangat peduli pada Jeong Ji-an. Â
Bae Jeong-min kembali ke rumah Jeong Ji-an karena lupa belum memberikan ponsel milik Jeong Ji-man. Namun saat melihat ponsel pamannya, betapa terkejutnya Jeong Ji-an karena melihat saldo 18,7 miliar won yang dimiliki pamannya. Jeong Ji-an curiga dengan barang apa yang sebenarnya pamannya jual, sehingga ia dan Bae Jeong-min menelusuri web penjualan selang agrikultur.
Mereka menemukan fakta bahwa situs web penjualan selang agrikultur hanyalah digunakan sebagai kedok yang menutupi situs web illegal penjualan senjata api. Kemunculan chat pembeli yang tiba-tiba dari situs penjualan senjata api illegal yang mengancam untuk menghabisi nyawa Jeong Ji-an, menjadi pembuka tragedi baku tembak di rumahnya.