Mohon tunggu...
Zhee Rafhy
Zhee Rafhy Mohon Tunggu... Freelancer - Penulis Amatir

Sajak kecil yang tidak puitis, Lelaki kecil yang tidak romantis

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Cerpen | Euforia Patah Hati

19 Mei 2019   23:08 Diperbarui: 19 Mei 2019   23:55 576
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Kau melepas jas hujan milikmu kemudian masuk dan di ikuti olehku. Dentuman-dentuman musik yang mengalun menyambut kedatangan kita. Orang-orang ramai menari berpasang-pasangan membuatku kesulitan untuk menyusul langkahmu. Kau tampak tak memperdulikan aku, dan aku pun tak mau peduli selain mengikutimu saja.

Kau berjalan mendekati sekelompok orang yang berseragam rapi di salah satu pojok ruangan bar ini. Satu persatu kau menyalami mereka dengan penuh ke akraban. Garis-garis diwajah mereka tampak sama sepertimu, penuh dengan guratan-guratan keletihan. Aku pikir mereka adalah teman-teman satu kantormu, dan ternyata aku benar. Kau memperkenalkan aku kepada mereka.

 "Oh Yaa, semuanya kenalin ini Vennty sahabatku." Katamu sambil menarik aku mendekat.

Mereka semua menyambut hangat sebelum kamu dan mereka kembali larut dalam percakapan-percakan bullshit dan mengacuhkanku. 

"Inikah caramu merayakan sesuatu? 

"Seharusnya hanya ada aku dan kamu? Lalu ada apa dengan mereka?"

"Seharusnya aku tak perlu datang kesini? jikalau aku hanya akan kau acuhkan?'

Pertanyaan-pertanyaan semacam ini terus memenuhi isi kepalaku, dan kau tetap larut dalam candaan bersama mereka.

***

Kau tampak terlihat sangat bahagia. Aku tahu dari pancaran wajahmu yang mengumbar senyum kepada setiap tamu undangan yang datang. Senyuman yang selama ini jarang kau tampakkan kepada selain aku. Senyuman yang begitu tulus, bersih sehingga memancarkan aura positif di wajahmu yang kian rupawan di balut kemeja putih dan jas pengantin. Kau tak pernah terlihat seramah ini sebelumnya ketika menyalami satu-persatu tamu undangan yang datang memberi selamat. 

Dan kau tahu, aku bahagia. Mungkin bukan sekedar bahagia tetapi sangat bahagia. Hari yang selama ini aku dan kau impikan kini pada akhirnya terwujud. Meskipun aku sama sekali tak menyangka bahwa pada kenyataannya kau mendahuluiku dengan seseorang yang kini duduk bersanding denganmu. Keyakinan yang terdapat pada diriku dari malam perayaan keputusan kita kini memudar seketika. Saat perjalanan pulang mungkin kau sedikit kepayahan menghiburku. Tetapi segala ocehanmu meskipun kau dalam keadaan sedikit mabuk tak satupun aku lewatkan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun