Mohon tunggu...
Zennyna Aristiya
Zennyna Aristiya Mohon Tunggu... -

Mahasiswa Universitas Indonesia. Sedang dalam proses menciptakan perubahan besar untuk Indonesia.

Selanjutnya

Tutup

Gaya Hidup

Ibu dan Ayah, Tolong Perhatikan Ini

24 Juli 2015   15:52 Diperbarui: 24 Juli 2015   15:52 815
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

 

  1. Tidak memberikan pilihan

Life is full of choices. Semakin kita beranjak dewasa, semakin banyak pilihan terbentang. Sayangnya tidak semua pilihan dapat dipilih, kita harus memilih yang paling tepat. Banyak anak yang tidak mampu untuk menentukan pilihan dalam hidupnya. Misalkan, ketika anak harus memilih mau les dimana, melanjutkan sekolah kemana, jurusan apa, semua pilihan itu diserahkan pada orang tuanya. Akibatnya, banyak kita temui anak-anak yang terlihat begitu menderita untuk menyelesaikan pendidikannya. Banyak yang kemudian merasa salah jurusan dan menjadi frustasi. Sedari kecil, sangat penting sekali orang tua untuk memberikan pilihan untuk anak-anak mereka disertai dengan konsekuensinya. Misalnya, ”kamu mau ikut mamah pergi atau stay di rumah? Kalo kamu ikut mamah pergi, nanti kita bisa abis arisan, tapi jangan rewel sampai acara mamah selesai. Kalo kamu mau stay di rumah, mamah punya buku baru yang kamu minta beliin kemarin, tapi rumah harus udah bersih sebelum mamah pulang.” Dengan membiasakan memberikan pilihan pada anak, membantu anak untuk belajar mengambil keputusan yang benar dengan mengenali setiap konsekuensi dari pilihannya.

 

  1. Prosecute more, appreciate less

Semua orang membutuhkan apresiasi atas apa yang telah dilakukan, apa yang telah dicapai, namun sayangnya tidak semua orang memahami hal tersebut. Tidak semua orang pula berani untuk mengungkapkan keinginannya untuk diapresiasi. Bagaimana cara mengapresiasi? Banyak orang tua berpikir bahwa membelikan apa yang anak mereka inginkan sebagai bentuk apresiasi atas pencapaian mereka adalah cara yang tepat. Moment ini biasanya terjadi 6 bulan sekali, atau setelah penerimaan laporan hasil belajar. Mengapresiasi bukan hanya dengan barang, namun juga dengan kata-kata. Misalnya ketika anda melihat anak sulung anda dapat mengalah kepada adiknya, anda harus mengapresiasi kedewasaanya, misalnya dengan mengatakan

 

  1. Moms put their children first

Mom, here is some articles why you should put your husband before your kids

 

Melihat orang tua hidup rukun, romantic, harmonis, dan hangat merupakan hal penting bagi anak, begitulah yang saya rasakan sebagai seorang anak. Namun pada kenyataanya, banyak saya temui orang tua muda yang tidak memahami hal ini. Mereka begitu mesranya semasa pacaran, namun semua kemesraan memudar setelah mereka memiliki anak, kemudian beberapa tahun setelahnya, terdengar salah satunya memiliki affair. And what next? They argue. And they let their own children hear it.

 

  1. Dads are too busy with work

Peran ibu memang terlihat lebih penting dalam tumbuh kembang anak, namun pada kenyataanya, antara ibu dan ayah memiliki peran yang sama. Namun sayangnya, kehadiran ayah atau intensitas kebersamaan antara ayah dan anak lebih sedikit dibanding dengan ibu. Selain itu, ayah cenderung lebih sibuk untuk memenuhi kebutuhan rumah, sebuah kewajiban mulia seorang ayah. But for all dads in this world please remember this, your kids will grow up. The more they grew, the less time they have for you. Jadi manfaatkan waktu yang ada bersama anak anda dengan hal-hal yang membut kalian semakin dekat seperti melakukan hobi bersama, berkebun, menguras kolam, jalan-jalan, dan lain sebagainya. Sebuah study yang dilakukan oleh National Institute of Child Health and Human Development (NICHD) mengungkapkan bahwa kedekatan antara anak dan ayahnya memperbesar kemampuan kognitif, bahasa, perkembangan sosial, kepercayaan diri, dan kesehatan anak.

 

  1. Menyuruh tanpa memberi contoh atau memberikan contoh yang salah

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Gaya Hidup Selengkapnya
Lihat Gaya Hidup Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun