Faktor penting lainnya adalah pengaruh budaya asing. Pada masa awal perkembangan Islam, umat Muslim berinteraksi dengan berbagai aliran pemikiran dari peradaban sebelumnya, termasuk filsafat Yunani dan Persia. Interaksi ini memicu diskusi dan menawarkan solusi untuk beberapa masalah yang dihadapi umat Islam.
Tokoh-tokoh filsafat Yunani seperti Plato dan Aristoteles memberikan gagasan tentang Tuhan yang sangat berbeda dari konsep dalam Islam. Misalnya, Plato menggambarkan Tuhan sebagai akal murni yang terpisah dari materi, sedangkan dalam Islam, Allah aktif dan berperan dalam segala sesuatu. Konsep tentang jiwa dan kebangkitan juga berbeda. Sementara sebagian besar filsuf Yunani percaya bahwa jiwa binasa bersama tubuh, Al-Qur'an mengajarkan keabadian jiwa.
Sebagai respons terhadap pengaruh ini, para pemikir Muslim berusaha memahami dan mempertahankan ajaran Islam melalui pendekatan rasional dan interpretasi teks agama. Inilah yang mendorong perkembangan Ilmu Kalam dan filsafat Islam.
3. Teks Agama dan Kondisi Sosial-Politik
Teks agama, terutama Al-Qur'an, juga memainkan peran penting dalam kelahiran Ilmu Kalam. Al-Qur'an sering menekankan pentingnya ilmu dan pemikiran rasional. Banyak ayat yang mengajak umat Islam untuk merenungkan ciptaan Allah dan menggunakan akal mereka untuk memahami kebesaran Ilahi. Misalnya, dalam Al-Baqarah [2]: 256, disebutkan bahwa tidak ada paksaan dalam beragama, dan dalam Al-Kahfi [18]: 29, disebutkan bahwa kebenaran datang dari Tuhan, dan setiap individu bebas memilih untuk percaya atau tidak.
Selain itu, kondisi sosial-politik pada masa awal Islam juga berperan. Setelah wafatnya Rasulullah SAW, umat Islam menghadapi berbagai tantangan internal dan eksternal yang memicu perdebatan dan perbedaan pendapat. Teks-teks agama, terutama ayat-ayat yang bersifat mutasyabihat (samar), membuka ruang bagi interpretasi yang berbeda-beda. Faktor-faktor politik, budaya, dan etnis juga mempengaruhi bagaimana teks-teks ini ditafsirkan.
Penyebab Awal Terjadinya Perbedaan Pendapat di Kalangan Umat Islam
Perbedaan pendapat di kalangan umat Islam sudah ada sejak zaman Rasulullah SAW dan terus berlanjut hingga kini. Pada awalnya, perbedaan ini muncul dari masalah-masalah ijtihad yang tidak mengakibatkan pengkafiran seorang mukmin. Masalah-masalah ini bertujuan untuk menegakkan ritual keagamaan dan memberikan pemahaman yang jelas tentang hukum-hukumnya. Berikut beberapa perbedaan pendapat yang paling penting:
1. Â Selama Sakit Rasulullah SAW
Perbedaan pendapat pertama terjadi saat Rasulullah SAW sakit parah. Beliau bersabda, "Bawalah kepadaku kertas, aku akan menuliskan sesuatu untuk kalian agar kalian tidak tersesat sepeninggalku." Namun, Umar bin Khattab berkata, "Sesungguhnya Nabi telah dikuasai oleh rasa sakit, cukuplah bagi kita Kitabullah." Perbedaan pendapat ini menyebabkan kegaduhan di hadapan Rasulullah SAW hingga beliau bersabda, "Pergilah dariku, tidak sepatutnya ada pertengkaran di hadapanku."
2. Pasukan Usamah