Mohon tunggu...
Nurul Fauziah
Nurul Fauziah Mohon Tunggu... Freelancer - Momblogger Medan

a Wife | Blogger | Freelance Writer | Book Lover | Book Reviewer | member of FLP Sumut | FB : Nurul Fauziah | G+ : Nurul Fauziah |in : Nurul Fauziah | Twitter : @nufazee | IG : @nufaz3e |Blog: www.nufazee.com

Selanjutnya

Tutup

Lyfe Pilihan

Bonus Demografi: Berkah dan Tantangan bagi si Usia Produktif

29 Agustus 2016   21:51 Diperbarui: 30 Agustus 2016   12:11 339
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Mendengar atau membaca kata bonus, buat emak-emak kayak saya pasti matanya dah berbinar-binar haha. Namun, bagaimana dengan kata bonus demografi? Nah loh, bonus apaan itu?

Bonus demografi adalah suatu periode terjadinya ledakan penduduk usia produktif yang bisa menopang penduduk tidak produktif. Bonus ini berlangsung 20-30 tahun pada suatu wilayah atau negara.

Tanda-tanda wilayah atau negara itu sedang dapat bonus demografi adalah, angka fertilitas menurun, jumlah penduduk dibawah usia 15 tahun relative rendah, sementara jumlah penduduk di atas usia 60-65 tahun belum tinggi, kemudian jumlah anak dan angka ketergantungan hidup mulai menurun pada posisi di bawah angka 50. Bagaimana hitung-hitungannya kok bisa dapat angka 50? Mari kita ­googling belajar geografi lagi, hehe.

Pembukaan informasi di atas saya peroleh dan berkesempatan hadir pada acara Kompasiana Nangkring bersama BKKBN di Medan dengan tema Bonus Demografi : Antara Harapan dan Kenyataan, Jum’at 5 Agustus 2016.

Acara tersebut menghadirkan pembicara seperti Dr. H. Abidinsyah, Deputi Advokasi Pergerakan dan Informasi (Adpin) BKKBN, Dr. dr. Putri Eyanoer, MPH selaku perwakilan USU, dan Hj. Nadra, dosen STIK-P serta dimoderatori oleh Widha Karina, Content dan Community Officer Kompasiana.

Ada Apa dengan Bonus Demografi?

Iya, sebenarnya ada apa dengan bonus demografi sampai sampai BKKBN mengundang blogger untuk turut membantu sebar luaskan info tersebut dan seputar program mereka?

Sekilas tentang acara ini sebelum kita bahas lebih lanjut, jadi pas pembukaan acara, setelah melewati beberapa mata acara pokok, usai menyanyikan lagu Indonesia Raya, peserta kembali diminta berdiri untuk menyanyikan mars KB.

Mars KB, membawa saya pada kenangan kecil saat menonton TVRI, mars tersebut wara wiri di stasiun TV lawas itu. Ketika Pak Abidin memulai talkshow-nya, ia sampaikan fakta hari ini bahwa program KB hampir tenggelam, padahal Indonesia telah sukses menekan angka kelahiran dengan menjalankan program tersebut, eh sekarang angka kelahiran mulai beranjak naik kembali, itu sebab yang jadi salahsatu alasan, BKKBN menggandeng blogger agar sekalian ikut menyuarakan program KB.

Balik lagi nge bahas soal bonus demografi, berdasarkan slide Pak Abidin, bonus tersebut gak semua daerah mendapat dan mengalaminya, apalagi sejak berlakunya sistem otonomi daerah. Indonesia yang terdiri dari berbagai wilayah dengan ciri dan struktur demografinya yang berbeda beda itulah yang membuat era bonus demografi masuknya gak serentak ke suatu daerah.

Daerah yang menjalankan program KB Kesehatan dan Pembangunan yang konsistenlah yang bisa berhasil masuk ke era tersebut bahkan sejak tahun 1990-an. Wuih dah lama juga ya, iya juga sih secara program KB udah ada di tahun 70-an. Sedangkan daerah lain baru akan masuk era bonus pada tahun 2030-2040, masih ada waktu mempersiapkan diri dan keluarga serta masyarakat memasuki era bonus.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun