Apakah visi yang digagas Sang Pangeran ini dapat membwa Kerajaan Saudi menuju kejayaan?, atau malah membawa Saudi menuju kehancuran?.Â
Majalah Time menggambarkan sosok Mohammed Bin Salman sebagai tokoh Arab yang selalu bersebarangan dengan ideologi barat, framing tersebut adalah pesan tersirat yang ingin disampaikan Majalah Time.Â
Bahwa bangsa-bangsa barat khususnya Amerika masih ragu terhadap komitmen Arab Saudi, untuk menjalin hubungan perahabatan denga Amerika dalam kepentingan ekonomi dan politik mereka.Â
Matthew Martin Jurnalis Mining.com menjelaskan, Arab Saudi memiliki target untuk menguasai pabrik Almunium milik Bahrain.Â
Ini adalah cara untuk mencapai tujuan menjadikan sektor pertambangan sebagai pilar ketiga ekonomi kerajaan, Arab Saudi sendiri juga memiliki perusahaan tambang bernama Ma'aden.Â
Pada pertengahan September kemarin mereka melakukan beberapa transaksi saham bersama Almunium Bahrain BSC, pemimpin pemerintahan Saudi Mohammed Bin Salman menjadikan pertambangan logam sebagai prioritas.Â
Untuk mencpai visi mereka di tahun 2030, Ma'aden dijadikan mesin uang untuk mengembangkan dan menguatkan ekonomi dalam negeri Arab Saudi saat ini.
Wasiat Islam Arab Saudi
Untuk mewujudkan ambisinya Mohammed Bin Salman membuktikannya dengan melakukan beberapa gebrakan dalam kebijakannya, yakni menerapkan nilai-nilai Islam moderat untuk Arab Saudi sebuah agama yang tidak ekstrim dan radikal.Â
Islam sebagai ideologi yang tidak memaksakan kehendak dan terbuka terhadap perkembangan zaman, Putra Mahkota ini melihat selama beberapa puluh tahun terakhir ideologi islam di Arab terlalu kaku.Â
Menurutnya pemahaman islam yang terlalu keras, tidak sesuai dengan cita-cita Revolusi Islam Iran yang diperjuangkan pemimpin-pemimpin Arab sebelumnya.Â