Mohon tunggu...
Zata Al Dzahabi
Zata Al Dzahabi Mohon Tunggu... Mahasiswa - Penulis, Content Creator, Podcaster

Introvert yang senang menulis

Selanjutnya

Tutup

Ruang Kelas

Perubahan Saudi di Bawah Kepemimpinan Mohammed Bin Salman & Visi 2030, Arab yang Dulu Sudah Tidak Ada!

11 Oktober 2024   13:36 Diperbarui: 11 Oktober 2024   13:36 22
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Apakah visi yang digagas Sang Pangeran ini dapat membwa Kerajaan Saudi menuju kejayaan?, atau malah membawa Saudi menuju kehancuran?. 

Majalah Time menggambarkan sosok Mohammed Bin Salman sebagai tokoh Arab yang selalu bersebarangan dengan ideologi barat, framing tersebut adalah pesan tersirat yang ingin disampaikan Majalah Time. 

Bahwa bangsa-bangsa barat khususnya Amerika masih ragu terhadap komitmen Arab Saudi, untuk menjalin hubungan perahabatan denga Amerika dalam kepentingan ekonomi dan politik mereka. 

Matthew Martin Jurnalis Mining.com menjelaskan, Arab Saudi memiliki target untuk menguasai pabrik Almunium milik Bahrain. 

Ini adalah cara untuk mencapai tujuan menjadikan sektor pertambangan sebagai pilar ketiga ekonomi kerajaan, Arab Saudi sendiri juga memiliki perusahaan tambang bernama Ma'aden. 

Pada pertengahan Septmber kemarin mereka melakukan beberapa transaksi saham bersama Almunium Bahrain BSC, pemimpin pemerintahan Saudi Mohammed Bin Salman menjadikan pertambangan logam sebagai prioritas. 

Untuk mencpai visi mereka di tahun 2030, Ma'aden dijadikan mesin uang untuk mengembangkan dan menguatkan ekonomi dalam negeri Arab Saudi saat ini.

Wasiat Islam Arab Saudi

Untuk mewujudkan ambisinya Mohammed Bin Salman membuktikannya dengan melakukan beberapa gebrakan dalam kebijakannya, yakni menerapkan nilai-nilai Islam moderat untuk Arab Saudi sebuah agama yang tidak ekstrim dan radikal. 

Islam sebagai ideologi yang tidak memaksakan kehendak dan terbuka terhadap perkembangan zaman, Putra Mahkota ini melihat selama beberapa puluh tahun terakhir ideologi islam di Arab terlalu kaku. 

Menurutnya pemahaman islam yang terlalu keras, tidak sesuai dengan cita-cita Revolusi Islam Iran yang diperjuangkan pemimpin-pemimpin Arab sebelumnya. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ruang Kelas Selengkapnya
Lihat Ruang Kelas Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun