Selain menjadi simbol pertemanan antara Uni Soviet dan Indonesia, KRI Irian 201 juga menjadi saksi bisu meregangnya hubungan baik antara kedua negara ini. Â
Setelah terjadi pemberontakan pada 30 September 1965 yang dilakukan oleh PKI dan pemerintahan Orde Baru mulai berkuasa, Presiden membubarkan Partai Komunis tersebut dan memblokir segala bentuk informasi tentang Komunisme di Indonesia.Â
Ini membuat Soviet yang meruapakan negara Komunis terbesar di dunia saat itu, tidak mau lagi menjalin kerja sama diplomatik dan militer dengan Indonesia.Â
Hendra Manurung Penulis Jurnal JASSP menjelaskan Presiden Soekarno menjalin hubungan baik dengan Uni Soviet, sejak 1956 saat dirinya berkunjung ke Moskow untuk menemui Pemimpin Soviet Nikita Krushchev.
Dalam jurnal berjudul, 'Enhancing Bilateral Cooperation: Indonesia-Russia Defense Relations' itu juga dijelaskan.Â
Bahwa bukti kedekatan Indonesia dengan Negeri Beruang Merah itu terbukti dengan dibuatnya monumen-monumen di Jakarta, dimana tidak banyak yang tahu bahwa pembangunan tersebut terjadi berkat bantuan dana dari Pemerintah Soviet.Â
Mulai dari Rumah Sakit Persahabatan Jakarta, Stadion gelora Bung Karno, Patung Pemuda di Senayan, Tugu Monas, Tugu Tani, sampai Bendungan Jatiluhur.Â
Baru pada masa pemerintahan Orde Baru hubungan kedua negara ini mulau merenggang, karena munculnya gerakan anti-Komunis di Indonesia yang sangat masif akibat tragedi G30S PKI.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H