Pengalamnnya menjadi Anak Punk dan kerasnya kehidupan jalanan, membuat Fuad belajar banyak hal dan mengubahnya menjadi sosok yang tangguh dan berkarisma.
Kisah lain datang dari Muhidin yang akrab dipanggil Mumu, ia adalah laki-laki kurus tidak terlalu tinggi dan tangannya dipenuhi tato, berasal dari Klender, Jakarta Timur sudah 20 tahun ia menjadi seorang Punk.Â
Lebih dari separuh masa hidupnya ia habiskan di jalanan untuk sekedar mencari uang, dengan Gitar kecilnya Mumu mengamen pindah dari satu tempat ke tempat lain untuk mengais rezeki.Â
Mengutip dari CNN Indonesia ia bercerita saat itu rambutnya bergaya Mohawk, baju hitam kumal, serta menggunakan aksesoris-aksesoris yang kadang membuat orang lain tidak ingin dekat-dekat. Sudah 20 tahun berlalu hampir tidak ada yang berubah dari Mumu, namun saat ini pakaiannya sudah tidak sekumal dulu lagi dan sedikit berwarna cerah.Â
Pria 34 tahun ini juga tidak lagi mengamen, "Sekarang gue bantu-bantu parker aja, sablon kaos, kadang tato juga," kata Mumu saat diwawancarai tim CNN Indonesia di kawasan Klender, Jakarta Timur.Â
Mumu adalah salah satu dari sekian banyak Anak Punk Ibukota yang menjalani kesehariannya di jalanan, stigma berandalan dan urakan menjadi stempel yang kerap ditempelkan masyarakat padanya.Â
Bahkan Mumu sempat mendapat penolakan dari keluarganya sendiri ketika memutuskan menjadi Anak Punk, namun ia tidak mengambil pusing "Gue tunjukin, dari jalanan begitu balik, mulut enggak bau minuman, enggak rusuh, gue tunjukin bisa melakukan yang prduktif, akhirnya diterima."
Mumu menceritakan awal mula ia masuk ke dalam dunia Punk adalah lewat musik yang mana pada era Orde Baru Mumu kerap mendengarkan musik-musik Punk, dengan lirik yang penuh dengan kritik terhadap pemerintah saat itu.Â
Dari situ ia mulai rajin mengoleksi kaset-kaset Punk, lirik lagu-lagu Punk itulah yang ia hayati "Dari situ gue makin tertarik," ujarnya.Â
Mumu juga aktif mengikuti acara musik Punk atau Gigs, dari sekedar berkunjung sampai mabuk-mabukan sudah menjadi kesehariannya. Rumah pun sudah jarang ditengoknya ia lebih memilih tidur di jalanan, kehidupan jalanan Ibukota mulai ia tinggalkan, saat mengenal perempuan yang kini menjadi istrinya.Â
Awalnya keluarga kekasihnya tidak merestui hubungan mereka karena gaya hidup Mumu sebagai Anak Punk, dinilai tidak dapat menjamin masa depan Mumu bertekad membuktikan kepada calon mertuanya bahwa ia tidak seperti yang mereka pikirkan.Â