Mohon tunggu...
Zata Al Dzahabi
Zata Al Dzahabi Mohon Tunggu... Mahasiswa - Penulis, Content Creator, Podcaster

Introvert yang senang menulis

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Cerita Anak Punk, yang Selalu Dianggap Kriminal

14 Oktober 2022   15:23 Diperbarui: 19 Oktober 2022   14:06 2567
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Image from: Umma.ID

Oleh karena itu publik menilai Punk sebagai komunitas jalanan bukan sebagai kelompok/organisasi masyarakat, bahkan terkadang Punk dikaitkan dengan peyimpangan-penyimpanag seperti Narkoba, mabuk-mabukan, seks bebas, sampai tindakan-tindakan kriminal. 

Keberadaan Anak Punk memang tidak sepenuhnya dapat diterima masyarakat khususnya di Indonesia yang masih kental dengan nilai kebudayaan dan agama, masyarakat kita masih menilai mereka dengan cara pandang yang negatif. Siti Sugyati,  FENOMENA ANAK PUNK DALAM PERSPEKTIF TEORI MICHEL FOUCAULT, AGAMA dan PENDIDIKAN, Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah, (2014:4)

Munculnya komunitas Punk di Indonesia selalu memunculkan sebuah stigma atau stereotip negatif di masyarakat, dimana kebanyakan orang masih menganggap Anak Punk sebagai kelompok yang anarkis bahkan kriminal. 

Selain itu orang-orang Punk juga dianggap sebagai kelompok pinggiran atau miskin yang hidup jalanan, apalagi dengan ditemukannya beberapa kasus Anak Punk yang mabuk-mabukan. Sehingga aparat penegak hukun sering melakukan razia penangkapan terhadap Anak Punk, karena beberapa kali mereka dianggap meresahkan masyarakat. 

Orang-orang Punk memiliki ideologi dan perspektif tentang kehidupan yang berbeda dari masyarakat urban pada umumnya, kelompok Punk menggunakan ideologi mereka untuk menentang gaya hidup masyarakat modern. 

Inilah yang membuat mereka mendapat stigma negatif di masyarakat, apalagi dengan gaya/penampilan mereka yang terkesan sangar membuat masyarakat kebanyakan langsung menilai mereka sebagai kriminal. 

Ideologi orang-orang Punk merupakan sebuah identitas, sekaligus keunikan yang membedakan mereka dengan masyarakat pada umumnya. Muhamad Reza Mardiansyah, Memahami Pengalaman Negosiasi Identitas Komunitas Punk Muslim di Dalam Masyarakat Dominan, Universitas Diponegoro, (2013: 5)  

Kehidupan Anak Punk

Kelompok yang identik dengan kaos hitam, celana ketat, dan rambut Mohawk ini juga memiliki kisah hidup yang menarik untuk dibahas. Dibalik stigma buruk masyarakat tentang mereka, pada dasarnya mereka juga manusia biasa yang berusaha mengais rezeki untuk menyambung hidup, contohnya seperti Andi, Romi, dan Ronald yang mencari rezeki dengan mengamen. 

Mereka bertiga membagi peran ada yang sebagai penyanyi, pemain ukulele, dan yang meminta uang kepada orang-orang setelah mereka menyanyikan lagu. Para penumpang angkutan umum kebanyakan acuh dengan kedatangan 3 Anak Punk yang hendak mengamen tersebut, "permisi kakak," ucap Andi sambil menyodorkan kantong plastic bekas permen, untuk meminta uang setelah mereka selesai menyanyikan lagu. 

Di angkot C.01 jurusan Kebayoran Lama hanya ada satu orang perempuan yang memberikan uang Rp 100, "lumayanlah," kata Andi sambil mengantongi uang receh k etas piunggangnya. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun