Mohon tunggu...
Zata Al Dzahabi
Zata Al Dzahabi Mohon Tunggu... Mahasiswa - Penulis, Content Creator, Podcaster

Introvert yang senang menulis

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Cerita Anak Punk, yang Selalu Dianggap Kriminal

14 Oktober 2022   15:23 Diperbarui: 19 Oktober 2022   14:06 2567
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Begitu banyak anggapan buruk yang ditempelkan kepada Anak Punk oleh masyarakat secara umum mulai dari nakal, kriminal, berandalan, dan masih banyak lagi. 

Sekarang kita akan bahas terlebih dahulu pandangan Ilmu Sosial mengenai Anak Punk, pada awalnya Punk masuk ke Indonesia pada akhir era 80-an kemudian semakin berkembang di era 90-an. Pickles (2000) mengatakan bahwa Punk adalah cara hidup alternatif yang baru dan populer, bagi anak-anak muda Indonesia pada saat itu sebagai sub-kebudayaan yang dinamis. 

Gaya Punk secara tidak langsung menyampaikan pesan-pesan pemberontakan melalui visual dengan penampilan mereka. O'hara (1999) mengartikan Punk merupakan bentuk tren remaja dalam berpakaian dan bermusik menurutnya juga Punk adalah simbol keberanian, dalam membuat sebuah gerakan perlawanan terhadap gaya hidup masyarakat mainststream. 

Luar biasa-nya orang-orang Punk ini adalah mereka mampu membuat tren dengan cara mereka sendiri secara masif, mulai dari musik, gaya hidup, sampai komunitas di seluruh penjuru dunia. Anna Rizky Annisa, Budhi Wibhawa, & Nurliana Cipta Apsari, FENOMENA REMAJA PUNK DITINJAU DARI KONSEP PERSON IN ENVIRONMENT (STUDI DESKRIPTIF DI KOMUNITAS HEAVEN HOLIC KOTA BANDUNG), Jurnal Unpad, (2016:20)

Lalu muncul pertanyaan apa yang menyebabkan Anak Punk selalu dikaitkan dengan kriminal oleh masyarakat modern saat ini?, mereka yang biasanya berkumpul di tempat-tempat publik seperti pertokoan atau pinggir jalan raya kerap dianggap meresahkan. 

Mengutip dari Republika.co.id kebanyakan Anak Punk terlihat mengamen dari tempat ke tempat, atau dari kendaraan ke kendaraan pada saat lampu merah. Seperti mereka yang dijumpai di salah satu lampu merah Kota Tasikmalaya pada Kamis (13/2) sore, beberapa diantaranya sedang mengamen di antara kendaraan-kendaraan yang sedang berhenti di lampu merah. 

Kebanyakan mereka memang sering nongkrong di trotoar atau di pinggir jalan raya, memang jika dilihat secara fisik penampilan mereka tidak seperti orang-orang pada umuumnya. 

Di daerah perkotaan dimana kebanyakan orang mengenakan kemeja dan celana yang rapih, untuk berangkat kerja bahkan ada yang mengenakan seragam perusahaan. 

Penampilan mereka sangat nyentrik bahkan bagi orang-orang awam, mereka terlihat kumal/lusuh dengan kaos kaki hitam putih, celana jeans robek-robek, dan sepatu kulit berwarna hitam.

Orang-orang Punk memang tidak menganggap penampilan yang rapih sebagai hal yang penting dalam hidup, dengan penampilan berantakan, atribut-atribut nyentrik seperti kalung, rantai besar di celana, gelang duri, rambut seperti Landak, sampai tindik di telinga, bibir, hidung dan sebagainya. 

Mereka mengenakan semua atribut itu sebagai identitas atau ciri khas kelompok Punk yang merupakan simbol perlawanan, terhadap dikriminasi yang dialami kaum kelas bawah/pekerja oleh para kelas atas/penguasa juga ketidakadilan yang terjadi di sekitar mereka. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun