Mohon tunggu...
Zarmoni
Zarmoni Mohon Tunggu... Wiraswasta - Penggiat Seni dan Budaya Kerinci

Penggiat Seni, Adat dan Budaya Kerinci

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Cerita Rakyat Kerinci Legenda Sutan Kalimbuk

27 Desember 2022   21:53 Diperbarui: 27 Desember 2022   22:02 1379
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Dokpri. Makam Sutan Kalimbuk di Renah Jiluwai

Rupanya, berita kematian Demong sakti sampai hingga ke negeri palimbang (Manjunto) yang membuat dendam adik Demong Sakti. Ia mengambil sumpitnya dan bertekad akan mengadu sumpitnya dengan Sutan Kalimbuk. Demong yang berenam beradik turun gelanggang menyerang Negeri Talang Jauh, namun kesaktian Sutan Kalimbuk sangatlah tinggi sehingga mereka kewalahan bahkan hampir kalah. Tujuh hari tujuh malam perang kesaktian terus terjadi, namun Demong yang tinggal berlima orang benar-benar prustasi melihat kenyataannya.

Akhirnya berundinglah Demong lima beradik dengan Rajo Bulang, mereka mengatur taktik, taktik pertama Demong Pingit berpacaran dengan Sleh Itam adik dari Sutan Kalimbuk, akhirnya Sleh Itam dibawa kabur oleh Demong Pingit yang membuat Sutan Kalimbuk Murka.

Dengan jumawanya, Sutan Kalimbuk membantai anak buah para Demong dan sampai di Ujung Tanjung Malako Kecik (Koto Beringin Siulak), namun kali ini ia terdesak mundur oleh Demong yang dibantu Rajo Bujang hingga kepinggiran Lubuk Pirung Bulan. Bersusah payah para Demong menghantam Sutan Kalimbuk, namun setiap ia terbunuh dan hinggap ditanah, ia hidup kembali dan kekuatannya makin bertambah. Malam itu, semuanya beristirahat setelah perang yang menghabiskan ratusan nyawa, dan sawah serta ladang yang hancur. Para Demong dan Bujang Palimbang duduk berdiskusi tentang Sutan Kalimbuk yang tak kenal mampus. Jagung Tuo masuk menghampiri Demong dan Rajo Bujang, "Wahai adik-adikku, aku mendapatkan bisikan, bahwa Sutan Kalimbuk alias Batinting Bin Bruk Panjagungan, akan mati apabila Burung Sabti Alo dibunuh, yaitu burung yang bertengger diatas atap rumah Sutan Kalimbuk..!" ujar Jagung Tuo seraya mengusap janggutnya yang memutih. (Kisah Jagung Tuo dan adiknya Rajo Bujang ini dapat dibaca dalam cerita Legenda dari Lurah Jagung).

Malam itu juga, karena semua orang telah lelah, Demong Sunsang membawa sumpit saktinya mengendap-endap kebelakang rumah Sutan Kalimbuk, ia menunggu Burung Sabti Alo menampakkan wujudnya, akhirnya dengan izin Yang Maha Kuasa, Burung Limbuk Putih itu muncul dijendela yang terbuka, karena setiap tengah malam Sutan Kalimbuk bersemedi dihadapan Burung Saktinya.

Dengan sekali sumpitan, Burung Sabti Alo terbunuh dipangkuan Sutan Kalimbuk yang bersemedi. Tubuhnya menggigil ketakutan, wajahnya pucat pasi.

Sebagai seorang pemuda sakti, Sutan Kalimbuk tahu bahwa adik Demong Sakti yang membuat ulah, besok ia akan mati ditikam keris Rajo Bujang jika ia tidak menyelamatkan diri. Lalu dengan membawa satu ekor kerbau dan seekor ayam jantan hitam  Sutan kalimbuk meninggalkan negeri Talang Jauh dan berjalan melewati Padun Gelanggang, menuju Ranah Jiluai, dengan kesaktiannya, emas yang banyak ia tenggelamkan disebuah sungai hingga sungai itu berubah gelar menjadi "Sungai Beremas", dan perak yang banyak ia taburkan disebuah sungai lagi hingga sungai tersebut berganti nama menjadi "Sungai Pirak". Hingga ia tiba di Renah Jiluwai, ia mukso / ghaib bersama kerbau dan ayamnya.

Misteri yang beredar dimasyarakat ialah, apabila hari baik bulan baik datang, dari arah Ranah Jiluwai akan terdengar suara Gong, kerbau dan kokok  ayam Sutan Kalimbuk yang hilang secara ghaib.

Adik Demong Sakti kecewa, karena Sutan Kalimbuk telah mengghaib dan lenyap tak tentu di mana rimbanya. Hingga para Demong berklaborasi dengan Rajo Bujang membuka wilayah baru dengan membuat Plak Panjang/ Kebun yang memanjang di daratan sungai Batang Merao. Saat ini dizaman kedepatian, negeri tersebut telah berganti nama menjadi Negeri Padang Jambu Alo. Siulak mengalami perubahan nama dimulai dari Antau Kabun-Kabun, kemudian Talang Jauh (zaman ini belum masuknya Islam ke Kerinci, masih animisme), dan terakhir Padang Jambu Alo.

Makam Sutan Kalimbuk ada dua, ada di Desa Koto Aro Siulak, dan di renah Jiluwai dekat Transimigrasi Sungai Beremas.

Dari Kisah ini dapat kita petik pembelajaran Bahwa kesaktian dan karomah yang dimiliki haruslah membuat kita tetap rendah hati dan membantu sesama, karena hidup tidaklah abadi, apabila Yang Maha Kuasa berkehendak, kesaktian yang kita miliki akan lenyap seketika.

Wallahualam Bisshawab

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun