Karena setiap hari Batinting selalu bermain dengan sumpit dan burung limbuk putihnya yang bernama Sabti Alo, ia berubah nama Tuanku Sutan Kalimbuk. Ia sering mengembara kearah selatan dan beradu kesaktian dengan para penyamun dan pendekar lainnya, namun tidak ada seorangpun yang dapat mengalahkannya. Diselatan, ia terkenal dengan nama Batinting. Ia memiliki Delapan orang anak dari tiga isteri. Siti Manguak ialah isterinya yang berasal dari Pagaruyung, Au Biah isterinya di Talang Jauh, dan Barmiyah isterinya di Bukit Batuah.
Dari isterinya Au Biah ini nantinya akan lahir keturunannya anak cucunya yang bergelar Silita Kunin.
Di arah guguk rendah belakang Ujung Tanjung Malako Kecik, berkebunlah seorang pemuda bernama Jagung Tuo dan adiknya Rajo Bujang (yang kemudian hari berganti nama Bujang Agung dan Bujang Palembang). Mereka menanam Jagung yang cukup banyak.
Suatu waktu, sekawanan kerbau Sutan Kalimbuk memakan tanaman si Jagung Tuo. Jagung Tuo marah-marah dan bertanya kepada orang-orang yang ada disana, kerbau siapa yang memakan jagungnya. Akhirnya Jagung Tuo mendapat jawaban bahwa yang memakan jagungnya adalah kerbau Sutan Kalimbuk.
"Hai "Kaban" siapakah yang mempunyai kerbau-kerbau itu..?" tanya jagung Tuo didampingi Rajo Bujang kepada Sutan Kalimbuk.
"Saya nggak tau wahai Kaban.. tanya saja sama kerbau..!" jawab Sutan Kalimbuk seraya memainkan suling yang sekaligus senjata sumpitnya.
"Kaban, kerbau itu akan saya bunuh karena telah memakan jagung kakak saya..!" Rajo Bujang langsung mencekik leher kerbau tersebut. Sutan kalimbuk marah dan memaki-maki Rajo Bujang. Ia mau menyumpit Rajo Bujang, namun Rajo Bujang dapat mengelak beberapa sumpitan itu. Dengan kebathinanya Sutan Kalimbuk dapat melihat bahwa Rajo Bujang ini memiliki ilmu digdaya  yang hebat juga.
Akhirnya Sutan Kalimbuk berdamai dengan jagung tuo dan berjanji akan menyelesaikan masalah mereka secara kekeluargaan.
Sutan Kalimbuk segan terhadap Jagung Tuo yang berwibawa dan kharismatik. Namun ia juga malas berselisih dengan Rajo Bujang si pendekar pengembara yang telah banyak menempuh segala cobaan dan godaan duniawi.
Seringkali, beberapa orang pendekar yang lewat di Talang Jauh ini berantam dan beradu kesaktian dengan Sutan Kalimbuk namun mereka kalah dan dijadikan budak gembala oleh Sutan Kalimbuk. Namun ada seseorang kesatria yang bergelar Pri Indarjati yang berduel dengan Sutan Kalimbuk namun mereka seri, tetapi Pri Indarjati tetap takluk menjadi sahabat Sutan Kalimbuk.
Pada suatu musim jagung berikutnya, kerbau Sutan Kalimbuk kembali bikin onar. Kali ini yang dimangsa adalah tanaman jagung milik pendekar sakti bernama Demong Sakti asal dari Palimbang (Manjunto).