Demong Sakti begitu murka. Ia mendatangi Sutan Kalimbuk didekat kebun jagungnya "Hai Kaban, kerbau siapakah ini?" tanya Demong Sakti gusar.
"Ya Kaban, ini kerbau saya, emang kenapa sih?" tanya Sutan Kalimbuk cuek.
"Kerbau Kaban telah merusak dan memakan tanaman jagung saya Kaban. Bagaimana ini..?" Jawab Demong Sakti yang bertubuh kekar dan besar itu.
"Ah, tidak mungkin lah Kaban, kerbau saya baik sekali perangainya..! yakinlah itu Kaban, bukan kerbau saya itu..!" Jawab Sutan Kalimbuk membela diri.
"Baiklah Kaban, jika besok saya jumpai kerbau siapa saja memakan tanaman saya akan saya bunuh kerbau itu..!" sahut Demong Sakti seraya berlalu.
Tak dapat dipungkiri, bahwa Demong Sakti sangatlah Keramat dan Sakti Mandraguna. Ia pernah menghalau kawanan gajah yang mengganggu Kerajaan Kerinci Hulu dan membanting gajah dengan kekuatan supernya.
Keesokan harinya, Demong Sakti bekerja disawahnya. Namun tiba-tiba datang seekor kerbau besar memakan tanaman jagungnya. Dengan kemarahan besar ia berlari kesana dan membanting kerbau tersebut hingga tewas. Sutan Kalimbuk yang menyaksikan itu marah.
"Hei Kaban, knapa kau bunuh kerbau besar itu hah..?" teriak Sutan Kalimbuk. Demong Sakti menoleh.
"Hei Kaban, knapa kau marah pula hah? Bukankah kemaren kau bilang kerbaumu kelakuannya sangat baik? kerbau ini telah memakan tanamanku, lagian kau bilang itu bukan kerbaumu kemaren kan..?" jawab Demong Sakti beringas.
"Kurang ajar kau kaban, kusumpit kau nanti tahu rasa kau..!" teriak Sutan Kalimbuk seraya mengeluarkan sumpitnya.
"Bangsat,...!" hardik Demong Sakti, "Coba kau sumpit ini kalau memang kau jagoan..!" Demong sakti menungging mengacungkan bokongnya kearah Sutan Kalimbuk. Sutan Kalimbuk murka ia menyumpit bokong Demong Sakti berkali-kali, kiranya sumpitan beracun itu membuat Demong Sakti terjerambab dan meninggal seketika. Jasadnya menghadap ketimur, maka orang-orang membangun makamnya menghadap ketimur arah kematiannya.