LEGENDA SUTAN KALIMBUK
Oleh : Zarmoni
Cerita Rakyat ini telah di ikut sertakan dalam Lomba Mengarang Cerita Rakyat Kerinci dan memperoleh Juara I yang diadakan oleh Dinas Pariwisata Kabupaten Kerinci Tahun Anggaran 2022
Pelipur Lara sebelum tidur, Hikayat/Legenda Dari Tanah Siulak Kerinci yang disusun sedemikian rupa menurut bahasa pengarang, kebijakan pembaca sangat dibutuhkan.
Sumber : Alm. Abu Rahim (Gaek Gdang Napal Takuk), Alm. Abu Seman (Rio Mudo Pangapit), Alm. Mat Salim (Pak Har Serujung), Alm. Jamanan (Siulak Gedang)
Seorang ayah yang gagah perkasa tampak sedang mengajari anaknya pencak silat, ayah yang berbadan tinggi besar itu tegak seraya menyilangkan tangannya di dada sambil manggut-manggut. "Hei Batinting, mari kesini nak..!" seru lelaki tersebut kepada anaknya yang berusia sekitar lima belas tahun. Remaja yang gagah perkasa tersebut menghentikan latihannya, ia lalu berjalan menghampiri sang ayah.
"Bagaimana dengan latihanku tadi ayah?" tanya Batinting kepada ayahnya.
"Sempurna...! nanti kamu akan ayah antar kepada kakekmu yang bernama Ayam Klino untuk menyempurnakan kebatinanmu..!" ujar sang Ayah seraya menepuk bahu anaknya.
Batinting manggut-manggut seraya berlalu menuju rumah diba
wah pohon besar ditengah hutan belantara yang bernama Bukit Tambun Tulang. Rumah ayahnya ini beratapkan rambut manusia, bertiangkan tulang manusia, dan berdinding kulit manusia. Beliau bernama Bruk Panjagungan seorang Kepala Penyamun di tengah hutan dengan anak buahnya yang banyak. Dirumah tersebut ada seorang wanita, ibu dari Batinting yang bernama Rikno Intan yang merupakan wanita yang mempunyai ilmu kebathinan tinggi seperti suaminya.Bukit Tambun Tulang merupakan sebuah bukit sarang penyamun Bruk Panjagungan dengan anak buahnya merampok orang-orang yang lewat, tak segan-segan mereka membunuh lawannya, sehingga dibukit tersebut menumpuk tulang belulang manusia. Bruk Panjagungan berasal dari Pagaruyung Minang Kabau.