Mohon tunggu...
zaldy chan
zaldy chan Mohon Tunggu... Administrasi - ASN (Apapun Sing penting Nulis)

cintaku tersisa sedikit. tapi cukup untuk seumur hidupmu

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Cerpen: Aku dan Cerita Bapakku tentang Singkong Ibuku

6 April 2023   12:26 Diperbarui: 6 April 2023   12:40 575
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Tak butuh waktu lama. Kepulan kabut putih segera memenuhi udara dingin dini hari. Sejenak, dapur dikuasai sepi.

Aku beranjak ke dekat tungku perapian. Sepasang mataku mengikuti gerak tanganku menjelajahi beberapa bungkusan plastik berwarna hitam yang tergantung di dinding dapur.

"Cari apa?"
"Gula aren! Lebih nikmat, jika dimakan dengan singkong rebus."
"Tak ada, Nak!"
"Hah! Bapak tak lagi menakik nira?"

Pertanyaan sia-sia. Agak lama telingaku menyimak nada tawa yang bergema.

"Kau tak lupa berapa usia Bapakmu, kan?"

Aku menahan malu, usai telingaku dipaksa lagi mendengar suara tawa keras yang sanggup mengusir sepi di dapur. Perlahan, kedua kakiku mengajak tubuhku duduk kembali di hadapan Bapak.

Tiba-tiba Bapak berdiri, dan bergerak lincah ke arah rak bambu yang nyaris menghitam akibat asap dapur. Sesaat kulihat. Satu mangkok kecil plastik berwarna biru disodorkan padaku.

"Ini hasil kebun di belakang rumah. Kau masih ingat cara makan rebusan singkong dengan cabai rawit. kan?"

***

Daspetah, 1979.

"Ini untuk makan pagi, Nak."

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun