2). Fungsi Psikologis, tercapainya kedamaian dan ketentraman jiwa anggota keluarga.
Bagiku, poin ini adalah kunci utama dalam mewujudkan konsep Baity Jannaty. Ketika Keberadaan rumah dan seluruh anggota keluarga, adalah "jalan pulang" paling nyaman bagi semua.
Bisa diduga, maraknya kasus perselingkuhan atau kenakalan remaja, karena rumah tak lagi menjadi "tempat berteduh yang nyaman" bagi anggota keluarga. Sehingga, reaksi perselingkuhan atau kenakalan remaja menjadi upaya untuk "melarikan diri" dari rumah.
3). Fungsi Sosiologis, keluarga menjadi bagian/unit dalam kehidupan bermasyarakat.
Ini adalah fungsi penunjang, tapi penting untuk mewujudkan ikatan pernikahan dengan visi baity jannaty. Semisal Penerimaan keberadaan dan peran keluarga oleh lingkungan sekitar.
Apatah lagi jika keluarga yang dimiliki, mampu menjadi lokomotif kehidupan yang harmoni dan serasi dalam kehidupan bertetangga dan bermasyarakat.
4). Fungsi Dakwah, yaitu keluarga sebagai sarana untuk beribadah menjauhkan dari perbuatan kemaksiatan.
Fungsi terakhir ini, bisa berimbas pada unsur internal dan eksternal. Pada ranah internal, anggota keluarga yang dibesarkan dalam keluarga bahagia, cenderung akan berfikir dan bersikap baik dalam menjalani kehidupan di tengah masyarakat.
Pengaruh eksternal? Keluarga yang bahagia dan jauh dari prahara rumah tangga, bisa menjadi contoh dan teladan bagi orang-orang di sekitar mereka.
Bagaimana dengan film "Surga yang Tak Dirindukan"?
Film Surga yang Tak Dirindukan, yang dikemas sebagai film Religi ini, kuanggap sebagai bentuk antitesa dari konsep baity jannaty sebagaimana paparan di atas.