Mohon tunggu...
zaldy chan
zaldy chan Mohon Tunggu... Administrasi - ASN (Apapun Sing penting Nulis)

cintaku tersisa sedikit. tapi cukup untuk seumur hidupmu

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Artikel Utama

Cerpen: Kau, Aku, dan Waktu

19 November 2022   18:15 Diperbarui: 23 November 2022   21:34 788
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ikustrasi waktu|sumber ganbar: pixabay.com

Aku lupa menghitung, berapa kali mulutku melontarkan kata itu untukmu. Mataku tak pernah alpa menanti semburat merah di kedua pipimu. Biasanya, kesaksian itu berakhir, usai capit ajaib di jemarimu singgah ke lengan atau pinggangku. Dariku pujian. Darimu cubitan.

"Mas ingat baju ini?"

Satu senyuman mengiringi tangan kananmu mampir di pinggangmu. Diikuti gerak jemari di tangan kirimu terayun lentik di udara. Bak model, kau berputar setengah lingkaran di hadapku. Namun, ujung baju kurung selutut berwarna hijau pupus itu, membatasi gerak perlahan kedua kakimu.

"Ini bajuku yang kupakai saat akad nikah, Mas!"
"Eh? Akad nikah...."

Kalimatku terpenggal gagap. Rasaku berlari mengejar ingatan yang mungkin masih terpendam di otak belakang kepalaku. Isi kepalaku tergesa memijah kenangan, menyigi sketsa utuh satu hari di saat akad nikah itu. Namun, usahaku segera sia-sia.

"Lupakanlah! Hayuk berangkat!"

Satu suara dan satu kata, berhimpitan memasuki liang telingaku. Senyummu kembali bersembunyi di garis beku bibirmu.

Ingin rasanya, kuajukan sebuah tanya: Haruskah aku mengingat warna bajumu hari itu, nyaris tujuh tahun lalu, di saat aku dituntut bersaksi sekaligus berjanji untuk menjaga dan membahagiakanmu seumurhidupku?

***

Maaf, Mas. Tunggu sepuluh menit lagi, ya?

Satu pesan terpampang di layar ponsel. Jari telunjukku memilih emoji jempol sebagai balasan. Sebelum pandanganku beralih ke area parkir yang tampak sepi.

Tak banyak berubah. Tempat ini seakan menyerupai situs sejarah. Setidaknya, di area parkir ini, menyisakan jejak sejarah pergulatan rasa. Antara aku, kau, dan waktu.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun