"Dia bilang, kalau tadi kena marah?"
"Eh, tadi Mas marah sama si Adek?"
"Gak! Tapi Ayahku dulu begitu!"
Istriku memilih diam. Mungkin membayangkan wajah ayahku. Aku mengingat wajah ayah istriku. Setahun yang lalu, dalam rentang tiga bulan, jejak usia keduanya dibatasi virus korona.
"Tapi, karena membuat kandang ayam itu, Mas memilih jadi arsitek, kan?"
"Bisa jadi! Dulu ayahku bilang, keterampilan menggunakan alat tukang menjadi modal untuk merantau."
Kurasakan genggaman erat di jemari tangan kananku. Tangan kiriku mengusap rambut legam panjang istriku.
"Masih ingat, pertama kali Mas ke rumah menemui Ayahmu?"
"Iya. Itu momen langka, kan?"
"Langka apanya?"
"Mas bukannya ditawari masuk rumah, malah diajak membuat kandang ayam!"