Mohon tunggu...
zaldy chan
zaldy chan Mohon Tunggu... Administrasi - ASN (Apapun Sing penting Nulis)

cintaku tersisa sedikit. tapi cukup untuk seumur hidupmu

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Kandang Ayam

28 Juni 2022   16:22 Diperbarui: 28 Juni 2022   16:25 396
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi Kandang Ayam (Sumber foto: pixabay.com)

"Sudah, Yah!"

Sepasang tanganku menunjukkan dua potong kayu. Sepasang mata tua yang sejak tadi duduk di sisiku sambil memberi instruksi, menatapku. Segaris senyuman hadir di sepasang bibir yang menghitam akibat gulungan rokok nipah. Ayah bangkit berdiri sambil meraih sebilah papan.

"Sekarang, belah papan ini. Kau ukur dulu, biar sama besar!"

Tanpa suara, kuambil bilah papan dari tangan Ayah. Mataku mencari penggaris dan pensil.

"Bukan penggaris yang itu. Gunakan siku-siku ini!"

Penggaris berbentuk huruf L terpampang di wajahku. Tanpa suara, Ayah meraih kembali bilah papan di tanganku. Dengan cekatan, sepasang tangan tua itu bergerak lincah memainkan pensil dan siku-siku di atas bilah papan.

"Ikuti garis tengah ini!"

Jari telunjuk Ayah menunjuk garis hitam tebal di badan papan. Kuanggukkan kepala, kemudian meletakkan bilah papan di atas anak tangga rumah. Tangan kananku bersiap mengayunkan mata gergaji ke ujung garis.

"Ganti dengan gergaji warna biru! Mata gergaji potong berbeda dengan gergaji belah!"

***

"Dorong yang kuat!"

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun