Hematku, sulit menemukan formula keseimbangan logika dengan imajinasi jika berharap pada pendidikan semata. Idealnya, diiringi dengan pengalaman nyata.
Sesulit aku menerima fakta. Bahwa Prof Felix, begitu betah tinggal di Gang Sapi. Harusnya, tinggal di Gang Anggrek, Gang Pakchoy atau Gang Saledri. Sebagai ahli pertanian, tentu saja Tuanku eFTe faham, bahwa sapi adalah lahan kajian Peternakan. Bukan Pertanian.
"Tapi, sapi butuh rumput! Dan rumput ranah pertanian!"
Asumsiku, ini yang bakal menjadi Argumentum ed Momentum dari Prof. Felix, jika kuajukan pernyataan itu.
Selain kukuh berpedoman pada peribahasa baku, "guru digugu dan ditiru", atau "guru kencing berdiri, murid kencing berlari". Agaknya, kuajukan saja pertanyaan baru:
"Bagaimana caranya menghornati guru yang terus berlari?"
Curup, 09.07.2021
Zaldy Chan
[Ditulis untuk Kompasiana]
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H