Tangis itu akhirnya pecah dalam diam. Sekarang air mata itu jatuh. Bahkan semakin deras.
Mang Amin terdiam. Kemudian merangkul Azki.
Suasana hening. Masjid sepi.
***
"Kenapa lama?"
Pertanyaan terlontar dari mulut Dedi, saat Azki kembali ke kios. Pak Gatot sudah sejak tadi pergi. Azki tak menjawab.
Dedi terkesiap saat menatap wajah Azki. Azki menunduk menghindari tatapan Dedi.
"Kamu menangis?"
Nyaris berbisik, Dedi menyentuh bahu Azki. Perlahan, Azki mengangkat kepalanya dan tersenyum.
"Tadi mataku kelilipan. Masuk debu saat membantu Mang Amin"
Azki mengarahkan pandangan ke seberang jalan. Di halaman masjid, Mang Amin berdiri dengan sapu di tangannya. Matanya mengarah ke kios. Dedi menarik napas dalam-dalam.