Hoam! Tanpa sadar Azki menguap. Dan, segera menutup mulutnya yang terbuka lebar. Terima kasih, ya Allah! Hidup matiku hanya pada-Mu.
Azki bangkit dari duduknya. Meraih botol minuman. Menuangkan ke tangannya sedikit, digunakan untuk mengusap wajahnya.
"Aku ke masjid dulu, Bang!"
Tak menunggu jawaban Dedi. Azki meraih peci hitam yang tergantung dekat kalender. Segera menuju masjid.
***
Matahari sedikit ramah. Angin sore mengusik lembut pori-porinya. Sepertinya akan hujan. Ilham sudah pulang ke rumahnya. Magrib nanti kembali ke kios menggantikan Dedi.
Azki meraih koran. Pojok kanan paling bawah terpampang judul Tiga Emas Diraih Indonesia pada Olimpiade Fisika. Hanya tujuh kata. Namun menarik perhatian Azki. Emas? Olimpiade fisika? Luar negeri?
"Annida sudah masuk?"
Satu pertanyaan mengusiknya. Azki mengangkat kepalanya. Sosok yang begitu dikenalnya, berdiri di depan kios. Mengenakan kaos putih dan jeans biru. Tampak gagah. Pak Gatot! Wajah Azki memerah. Ingatannya kembali ke sekolah.
"Kau?"
Pak Gatot tak menyelesaikan kalimatnya. Azki masih diam. Kepalanya dianggukkan. Kaku.